Minggu, 10 Agustus 2025

Kremlin Setuju Putin dan Trump Berunding di Alaska Jumat Pekan Depan

Kremlin setuju Vladimir Putin dan mitranya dari AS Donald Trump bertemu di Alaska untuk berunding membahas masa depan Ukraina pada Jumat pekan depan.

|
Editor: Choirul Arifin
Kolase Tribunnews
BERUNDING DI ALASKA -Kremlin mengonfirmasi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari AS Donald Trump akan bertemu di Alaska untuk berunding membahas masa depan Ukraina pada Jumat pekan depan, 15 Agustus 2025. 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW — Kremlin mengonfirmasi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari AS Donald Trump akan bertemu di Alaska untuk berunding membahas masa depan Ukraina pada Jumat pekan depan, 15 Agustus 2025.

Alaska dipilih sebagai lokasi perundingan karena diangggap Kremlin "cukup logis."

"Rusia dan Amerika Serikat adalah tetangga dekat, berbatasan satu sama lain," kata ajudan Kremlin Yuri Ushakov dikutip AFP, Sabtu, 9 Agustus 2025.

"Tampaknya cukup logis bahwa delegasi kami harus terbang melintasi Selat Bering dan pertemuan puncak yang penting dan ditunggu-tunggu antara para pemimpin kedua negara harus diadakan di Alaska," sebut Yuri Ushakov.

Trump juga sudah mengumumkan pertemuan 15 Agustus tersebut di media sosial dan kemudian dikonfirmasi oleh juru bicara Kremlin, yang mengatakan lokasi tersebut "cukup logis" mengingat Alaska relatif dekat dengan Rusia.

Juru bicara Trump mengatakan, Trump telah diundang ke Rusia untuk kemungkinan pertemuan puncak kedua. Sejauh ini belum ada reaksi langsung dari Ukraina.

Pengumuman pertemuan tersebut muncul hanya beberapa jam setelah Trump mengisyaratkan bahwa Ukraina mungkin harus menyerahkan wilayahnya untuk mengakhiri perang, yang dimulai dengan invasi besar-besaran Rusia ke negara tetangganya pada Februari 2022.

"Anda melihat wilayah yang telah diperebutkan selama tiga setengah tahun, banyak orang Rusia yang tewas. Banyak orang Ukraina yang tewas," kata Trump di Gedung Putih pada hari Jumat.

"Ini sangat rumit. Kita akan mendapatkan kembali sebagian wilayah, kita akan mendapatkan sebagian wilayah yang ditukar. Akan ada pertukaran wilayah, demi kebaikan keduanya."

Presiden AS tidak memberikan detail lebih lanjut tentang seperti apa proposal tersebut.

Namun, mitra BBC di AS, CBS News, mengutip sumber yang mengetahui diskusi tersebut, melaporkan bahwa Gedung Putih sedang mencoba membujuk para pemimpin Eropa untuk menerima perjanjian yang mencakup Rusia mengambil alih seluruh wilayah Donbas di Ukraina timur dan mempertahankan Krimea.

Rusia akan menyerahkan wilayah Kherson dan Zaporizhzhia, yang sebagian didudukinya, sebagai bagian dari perjanjian yang diusulkan, lapor CBS.

Sebelumnya pada hari Jumat, Wall Street Journal melaporkan bahwa Putin telah mengusulkan pengaturan serupa kepada utusan Trump, Steve Witkoff, dalam pertemuan baru-baru ini di Moskow.

Masih belum jelas apakah Ukraina dan sekutu Eropa akan menyetujui kesepakatan tersebut, mengingat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Putin masih jauh berbeda pendapat mengenai persyaratan perdamaian.

Baca juga: Tarif Trump yang Semena-mena Bikin Toyota Merugi 3 Miliar Dolar AS di Kuartal II 2025


Zelensky telah dengan tegas menolak segala prasyarat untuk konsesi teritorial.

Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan kepada CBS bahwa perencanaan pertemuan Jumat depan masih belum pasti, dan masih ada kemungkinan Zelensky akan terlibat dalam beberapa kapasitas.

Moskow telah gagal mencapai terobosan yang menentukan dalam invasi skala penuhnya, tetapi tetap menduduki sekitar 20 persen wilayah Ukraina. Sementara itu, serangan Ukraina belum berhasil memukul mundur pasukan Rusia.

Tiga putaran perundingan langsung antara Ukraina dan Rusia di Istanbul gagal mengakhiri perang, dan prasyarat militer dan politik Moskow untuk perdamaian dipandang oleh Kyiv dan sekutunya sebagai kapitulasi de facto Ukraina.

Tuntutan Rusia antara lain Ukraina menjadi negara netral, mengurangi militernya secara drastis dan meninggalkan aspirasi NATO-nya, serta pencabutan sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Rusia.

Moskow juga ingin Kyiv menarik militernya dari empat wilayah yang sebagian diduduki Rusia di Ukraina tenggara, dan mendemobilisasi tentaranya.

Baca juga: Vladimir Putin Ajukan Syarat Jika Zelensky Minta Berunding, UEA Jadi Kandidat Lokasi

Namun, Trump bersikeras pada hari Jumat bahwa AS memiliki "kesempatan" untuk mencapai perjanjian perdamaian trilateral antara kedua negara.

"Para pemimpin Eropa ingin melihat perdamaian, Presiden Putin, saya yakin, ingin melihat perdamaian, dan Zelensky ingin melihat perdamaian," katanya kepada para wartawan.

"Presiden Zelensky harus mendapatkan semua, semua yang ia butuhkan, karena ia harus bersiap untuk menandatangani sesuatu dan saya pikir ia bekerja keras untuk mewujudkannya," kata Trump.

Bulan lalu, Trump mengakui kepada BBC bahwa ia telah empat kali mengira kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina akan tercapai dengan Rusia: "Saya kecewa dengannya [Putin], tetapi saya belum selesai dengannya."

Sumber: AFP/BBC

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan