Selasa, 12 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Warga Gaza Tolak Pendudukan Netanyahu, Ngotot Bertahan meski Nyawa Taruhan

Jutaan warga Gaza tolak usulan pendudukan Netanyahu, ogah mengungsi dan meninggalkan Kota Gaza meski mendapat desakan dari pemerintah Israel

Telegram Brigade Al-Qassam
WARGA GAZA- Tangkapan layar Telegram Brigade Al-Qassam. Jutaan warga Gaza tolak usulan pendudukan Netanyahu, pilih bertahan ogah mengungsi dan meninggalkan Kota Gaza meski mendapat desakan dari pemerintah Israel. 

Pimpinan Yahudi itu meyakini bahwa Hamas tidak akan berhenti menyerang Israel jika tidak dilumpuhkan sepenuhnya.

Oleh karenanya pendudukan penuh dianggap sebagai satu-satunya cara untuk memastikan bahwa Jalur Gaza tidak lagi menjadi basis kekuatan bersenjata yang mengancam keamanan nasional Israel.

Namun di balik rencana militer ini, aktivis termasuk Amjad Shawa, direktur Jaringan Lembaga swadaya Masyarakat Palestina memperingatkan bahwa langkah tersebut bukan hanya akan memicu eskalasi konflik, tetapi juga membuka pintu bagi krisis kemanusiaan yang jauh lebih buruk.

Bagi banyak keluarga Palestina, ini bukan kali pertama mereka terpaksa meninggalkan rumah.

Mereka sudah berulang kali mengungsi, tinggal di tenda-tenda darurat, atau berlindung di reruntuhan bangunan yang pernah menjadi rumah mereka.

Akan tetapi pengungsian massal akan memaksa warga tinggal di kamp darurat yang penuh sesak, tanpa akses memadai ke air bersih, sanitasi, dan listrik. Kondisi ini membuka peluang besar bagi penyebaran penyakit menular dan krisis kesehatan.

Ketika ribuan warga dipaksa meninggalkan rumah, mereka juga kehilangan mata pencaharian. Toko, pasar, lahan pertanian, dan fasilitas usaha akan ikut terdampak atau hancur.

Situasi ini memperburuk pengangguran yang sudah tinggi di Gaza, membuat ketergantungan pada bantuan kemanusiaan semakin besar, dan mematikan perputaran ekonomi lokal.

Jenderal IDF Bela Warga Gaza

Penolakan rencana pendudukan Gaza secara penuh turut diungkap Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Letjen Eyal Zamir.

Ia secara terbuka menentang rencana pendudukan penuh Jalur Gaza.

Salah satu kekhawatiran utama Zamir adalah keselamatan sandera Israel yang masih ditahan oleh Hamas di berbagai lokasi di Jalur Gaza.

Menurutnya, pendudukan penuh akan memicu eskalasi besar dan membuat para pejuang Hamas semakin nekat, yang berpotensi menyebabkan para sandera dibunuh atau dipindahkan secara paksa.

Zamir juga menyoroti bahwa tidak ada strategi jangka panjang yang jelas dari pihak pemerintah mengenai siapa yang akan mengelola Gaza setelah pendudukan dilakukan.

Ia memperingatkan jika Israel mengambil alih penuh wilayah itu, maka tentara Israel akan dipaksa menjadi kekuatan administratif, yang harus menangani lebih dari 2 juta warga sipil, termasuk sisa-sisa elemen Hamas yang masih aktif secara bawah tanah.

Hal ini dikhawatirkan dapat membuat militer Israel menghadapi gangguan mental lebih parah mengingat saat ini kondisi pasukan tengah mengalami kelelahan pasukan, ditengah penurunan cadangan sumber daya manusia akibat perang berkepanjangan sejak 2023.

“Kami tidak punya cukup pasukan untuk menduduki dan mengendalikan wilayah sebesar Gaza dalam waktu lama. Itu akan menjadi kesalahan strategis besar,” kata Zamir dalam pertemuan tertutup, dikutip oleh Channel 13 Israel.

(Tribunnews.com/Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan