Kamis, 14 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dubes AS: Zelensky Bakal Nimbrung Pertemuan Trump-Putin di KTT Alaska, Perdamaian Jadi Topik Utama

Dubes AS mengungkapkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpeluang hadir dalam pertemuan puncak antara Presiden Trump dan Presiden Putin

Facebook The White House
ZELENSKY DAN TRUMP - Gambar diambil dari Facebook The White House, Selasa (15/7/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Zelensky (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan). Dubes AS mengungkapkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpeluang hadir dalam pertemuan puncak antara Presiden Trump dan Presiden Putin di KTT Alaska pada 15 Agustus mendatang. 

TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Amerika Serikat untuk NATO, Matthew Whitaker, mengungkapkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpeluang hadir dalam pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pernyataan itu dilontarkan Whitaker, saat ditanya oleh media terkemuka CNN International soal apakah Zelensky mungkin bergabung dalam pertemuan konferensi tingkat tinggi (KTT) yang dijadwalkan pada 15 Agustus mendatang.

"Iya, saya meyakini itu dimungkinkan," tegas Whitaker.

 "Tentu saja, tidak mungkin ada kesepakatan yang tidak disetujui oleh semua pihak yang terlibat. Dan, maksud saya, sangat jelas, mengakhiri perang ini merupakan prioritas tinggi," imbuhnya.

Pertemuan ini digelar dengan tujuan mencari jalan perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun, tepatnya sejak 2022 silam.

Selain membahas gencatan senjata dan kemungkinan perjanjian damai, pertemuan Trump–Putin ini juga akan menyinggung isu keamanan kawasan, hubungan bilateral, serta sanksi internasional terhadap Rusia.

Pertemuan ini awalnya direncanakan tanpa Zelensky, namun para pemimpin Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Inggris, Finlandia, dan Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mendesak AS agar melibatkan Ukraina dalam pertemuan bersama Rusia.

Mereka berpendapat bahwa perdamaian di Ukraina tidak dapat diputuskan tanpa melibatkan Kyiv.

Selain itu keputusan damai tanpa partisipasi Ukraina akan memicu kekhawatiran besar, termasuk risiko Kyiv terpaksa menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia.

AS Minta Ukraina Tunggu Jawaban Trump

Baca juga: Zelenskiy Dapat Dukungan NATO dan Uni Eropa Jelang Pertemuan Trump-Putin di Alaska

Kendati Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpeluang hadir dalam KTT Alaska yang akan mempertemukan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan ini.

Namun, Whitaker menegaskan keputusan akhir mengenai undangan tersebut sepenuhnya berada di tangan Trump selaku tuan rumah pertemuan.

"Jika dia berpikir bahwa itu adalah skenario terbaik untuk mengundang Zelensky, maka dia akan melakukannya," ujar Whitaker.

Sejauh ini, Donald Trump belum memutuskan apakah akan mengizinkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hadir di KTT Alaska.

Dengan kata lain, Zelensky mungkin diundang jika Trump menilai kehadirannya akan mempercepat gencatan senjata atau memberi keuntungan diplomatik bagi AS.

Akan tetapi jika dianggap berpotensi menghambat pembicaraan dengan Rusia, undangan tersebut bisa saja tidak dikeluarkan.

Bocoran proposal damai

Di tengah huru-hara kedatangan Zelensky dalam KTT Alaska, Gedung Putih mulai membujuk para pemimpin Eropa untuk menerima kesepakatan yang memungkinkan Rusia menguasai seluruh wilayah Donbas di Ukraina timur serta mempertahankan Krimea.

Sebagai imbalannya, Rusia akan menyerahkan wilayah Kherson dan Zaporizhzhia yang sebagian masih didudukinya.

Laporan Wall Street Journal menambahkan bahwa usulan serupa pernah disampaikan langsung Presiden Vladimir Putin kepada utusan Donald Trump, Steve Witkoff, dalam sebuah pertemuan di Moskwa.

Namun, sejauh ini tidak jelas apakah Ukraina dan negara sekutunya akan menyetujui rencana tersebut.

Presiden Volodymyr Zelensky berulang kali menegaskan bahwa Ukraina menolak memberikan konsesi teritorial sebagai syarat perdamaian.

Kyiv memandang syarat Rusia seperti status netral, pengurangan kekuatan militer, pembatalan rencana bergabung dengan NATO, serta pencabutan sanksi Barat sebagai bentuk kapitulasi sepihak.

Sementara Moskwa juga menuntut penarikan pasukan Ukraina dari empat wilayah di tenggara dan demobilisasi militer, tuntutan yang dianggap tidak dapat diterima oleh pemerintah Ukraina.

Meski tantangan besar masih menghadang, Trump tetap optimistis peluang perjanjian damai tiga pihak yakni AS, Rusia, dan Ukraina masih ada.

Ia menyebut semua pihak, termasuk Putin dan Zelensky, “ingin melihat perdamaian”.

Menurutnya, Zelensky harus dipenuhi kebutuhannya agar siap menandatangani kesepakatan.

Trump bahkan mengklaim kepada BBC bahwa ia empat kali hampir mencapai kesepakatan damai dengan Rusia, meski mengaku “kecewa” dengan Putin.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan