Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Resmi Perpanjang Gencatan Tarif Dagang dengan China 90 Hari
Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang gencatan senjata tarif dagang dengan China selama 90 hari.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Senin (11/8/2025) secara resmi menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang gencatan senjata tarif dagang dengan China selama 90 hari, menunda kenaikan tarif yang dijadwalkan berlaku pada Selasa (12/8/2025) dini hari.
Langkah ini diikuti oleh pernyataan Beijing yang juga memperpanjang jeda tarif terhadap barang-barang impor Amerika Serikat.
Sehingga kedua negara sepakat untuk mempertahankan tarif masing-masing yaitu 30 persen dari AS dan 10 persen dari China.
Perang tarif AS-China yang memuncak pada awal tahun ini bermula ketika Washington menaikkan tarif impor China hingga 145 persen, dan Beijing membalas dengan tarif sebesar 125 persen atas produk AS.
Ketegangan ini memicu kekhawatiran besar di pasar global hingga akhirnya kedua negara sepakat menurunkan tarif masing-masing menjadi 30 persen dan 10 persen pada Mei setelah putaran perundingan di Jenewa.
Perpanjangan gencatan senjata terbaru ini memberi waktu tambahan bagi kedua pihak untuk merundingkan isu-isu utama.
"Perpanjangan gencatan senjata terbaru akan memberikan lebih banyak waktu untuk negosiasi lebih lanjut tentang memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan dan praktik perdagangan yang tidak adil", kata Gedung Putih, dikutip dari BBC.
Gedung Putih menyatakan bahwa perpanjangan ini bertujuan untuk memberi ruang negosiasi yang lebih luas guna menyelesaikan persoalan defisit perdagangan AS yang diperkirakan mencapai hampir 300 miliar USD tahun ini, serta masalah keamanan nasional dan ekonomi lainnya.
Sementara itu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington menggarisbawahi pentingnya kerja sama saling menguntungkan dan menyerukan agar AS mencabut pembatasan perdagangan yang dianggap 'tidak masuk akal'.
"Kerja sama yang saling menguntungkan antara Tiongkok dan Amerika Serikat adalah jalan yang tepat; penekanan dan pembatasan tidak akan menghasilkan apa-apa." tegasnya.
Namun, meskipun jeda tarif diperpanjang, ketidakpastian tetap menjadi kekhawatiran pelaku bisnis.
Baca juga: Balas Sanksi Trump, Warga India Ramai-Ramai Boikot Produk Buatan AS
Beth Benike, pendiri perusahaan Busy Baby, mengatakan bahwa ketidakjelasan mengenai tarif masa depan menyulitkan perencanaan bisnis dan penentuan harga produk.
"Tidak ada cara untuk merencanakan masa depan bisnis karena saya tidak tahu berapa tarifnya nanti," ujarnya.
"Karena saya tidak tahu berapa tarifnya nanti, saya tidak punya kendali atau ide tentang harga yang sesuai untuk bisnis saya," tambahnya.
Ketegangan perdagangan sebelumnya sempat menyebabkan penurunan tajam dalam volume perdagangan kedua negara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.