Drone Ukraina Serang Pipa Gas Rusia yang Pasok Kebutuhan Uni Eropa
Drone militer Ukraina kembali menyerang fasilitas vital Rusia dengan merusak pipa gas Rusia yang memasok kebutuhan gas ke Uni Eropa.
Editor:
Choirul Arifin
'TRIBUNNEWS.COM - Serangan drone militer Ukraina kembali menghajar fasilitas vital Rusia dengan merusak pipa gas Rusia yang memasok kebutuhan gas ke Uni Eropa.
Serangan tersebut dilakukan Ukraina di tengah upaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump membujuk Presiden Rusia Vladimir Putin mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.
Komandan pesawat nirawak Ukraina mengklaim adanya serangan terhadap pipa gas Rusia tersebut.
Hongaria dan Slovakia sebelumnya mengonfirmasi bahwa pengiriman minyak telah dihentikan
Komandan pesawat nirawak Ukraina mengklaim serangan terhadap pipa Rusia yang memasok Uni Eropa
Kepala pasukan UAV Ukraina mengklaim bahwa pesawat nirawak Kiev telah melumpuhkan pipa Rusia, yang mengirimkan minyak ke Hongaria dan Slovakia.
Baik Budapest maupun Bratislava sebelumnya mengonfirmasi bahwa pasokan melalui pipa Druzhba era Soviet, yang melintasi Ukraina, telah dihentikan. Rusia belum mengonfirmasi serangan tersebut.
"Pipa Druzhba tidak beroperasi. Aliran minyak telah dihentikan sepenuhnya tanpa batas waktu," tulis Robert Brovdi, komandan Pasukan Sistem Nirawak Ukraina, di Telegram pada Senin malam.
Ia mengatakan pesawat nirawak Ukraina telah menyerang stasiun pompa Nikolskoye di wilayah Tambov, Rusia, barat daya Moskow.
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengecam serangan yang dilaporkan tersebut sebagai "keterlaluan dan tidak dapat diterima," menuduh Kiev mencoba "menyeret Hongaria ke dalam perang di Ukraina."
Menteri Luar Negeri Ukraina Andrey Sibiga menanggapi bahwa Hongaria harus mengarahkan "keluhannya" ke Rusia dan mengkritik Budapest karena terus bergantung pada pasokan energi Rusia.
Namun, Szijjarto menegaskan bahwa mengimpor minyak dari Rusia merupakan kepentingan nasional Hongaria. "Sebagai menteri luar negeri Hongaria, mandat saya jelas: kepentingan Hongaria didahulukan. Titik," tulisnya di X.
Ukraina telah berkali-kali menargetkan infrastruktur energi di dalam Rusia, termasuk depot dan kilang minyak.
Maret lalu misalnya, pasukan Ukraina menyerang stasiun pengukur gas di dekat Sudzha, yang sebelum konflik merupakan bagian dari jaringan pipa yang memasok Uni Eropa.
Pertemuan Trump-Putin di Alaska Tak Hasilkan Keputusan Signifikan
Sementara itu, pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska akhir pekan kemarin tidak menghasilkan apa pun.
Semula, pertemuan yang digelar pada Jumat (15/8/2025) tersebut untuk membahas perihal gencatan senjata antara Rusia dengan Ukraina. Namun, upaya tersebut gagal dicapai.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengakui pertemuan Donald Trump dan Vladimir Putin ini tidak menghasilkan perjanjian damai. Rubio juga bilang, perjanjian damai belum bisa dicapai dalam waktu dekat.
Baca juga: Trump Gagal Bujuk Putin untuk Damai dengan Zelensky, AS Minta Ukraina Ikhlaskan Krimea
Trump, yang sebelumnya dilaporkan Axios menetapkan gencatan senjata sebagai tujuan perundingan, mengatakan "kita tidak sampai di sana" setelah pertemuan tersebut.
Menurut Rubio, kedua belah pihak harus membuat konsesi, tetapi menolak menyebutkan konsesi apa pun yang disetujui Putin.
Jika kesepakatan tidak tercapai, kata Rubio, akan ada konsekuensinya — tetapi ia menekankan pemerintah berusaha menghindari tindakan seperti itu.
Minta Ukraina Ikhlaskan Crimea Dicaplok Rusia
Trump malah meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar mengikhlaskan wilayah Crimea dicaplok Rusia.
Trump mengatakan, Zelensky dapat segera menyelesaikan konflik di Ukraina dengan mengabaikan klaimnya atas Krimea dan gagasan negara itu untuk bergabung dengan NATO.
"Presiden Zelensky dari Ukraina dapat mengakhiri perang dengan Rusia hampir seketika, jika ia mau, atau ia dapat terus berjuang," tulis Trump di Truth Social.
"Ingat bagaimana perang ini dimulai. Obama tidak akan kembali mengingat Krimea (12 tahun yang lalu, tanpa satu tembakan pun!), dan Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO. Beberapa hal tidak pernah berubah!!!" lanjutnya.
Prancis Kritik Perjanjian Dagang Uni Eropa dengan Donald Trump, PM Bayrou Menyebut Hari yang Suram |
![]() |
---|
Pejabat UE Sukses Bujuk Trump Pangkas Tarif Impor Eropa Jadi 15 persen |
![]() |
---|
10 Negara dengan Pemerintahan Paling Transparan di Dunia, Eropa Mendominasi |
![]() |
---|
Kadin: Uni Eropa Pasar Menarik Bagi Indonesia |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Ajak Eropa Investasi Rumah Sakit di RI, RS Lokal Punya Peluang Naik Kelas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.