Konflik Palestina Vs Israel
Prancis Tanggapi Netanyahu soal Tuduhan Antisemit Gara-gara Mau Akui Palestina
Prancis menanggapi Perdana Menteri Israel Netanyahu soal tuduhan Antisemit gara-gara Prancis mau mengakui negara Palestina.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Nuryanti
Prancis berulang kali menyerukan kepada negara lain agar mengikuti langkahnya untuk mengakui negara Palestina.
Dalam konferensi pers bersama Raja Abdullah II dari Yordania pada 16 Februari 2024, Macron mengatakan pengakuan terhadap negara Palestina bukan tabu bagi Prancis.
Macron menegaskan kembali niat Prancis dalam kunjungan kenegaraan ke Jerman bersama Kanselir Olaf Scholz pada 28-29 Mei 2024.
Ia siap mengakui Palestina—asal dilakukan pada waktu yang tepat dan bukan berdasar emosi.
“Saya sepenuhnya siap mengakui negara Palestina, namun saya percaya pengakuan ini harus dilakukan pada saat yang tepat. Saya tidak akan mengakui pengakuan ini didorong oleh ‘emosi," kata Macron saat itu.
Macron mengulangi seruannya pada 9 April 2025 bahwa Prancis bisa mengakui negara Palestina sekitar bulan Juni saat konferensi bersama Arab Saudi di New York berlangsung.
“Kita harus bergerak menuju pengakuan, dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan ke depan," kata Macron, lapor Al Jazeera.
Pada 29 Juni 2025, dukungan Prancis semakin kuat dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, yang menegaskan Prancis bertekad mengakui negara Palestina.
Pada 25 Juli lalu, Presiden Macron menyatakan bahwa Prancis akan secara resmi mengakui Negara Palestina pada Sidang Umum PBB di September 2025.
Ia menyebut aksi ini sebagai cerminan komitmen abadi Prancis terhadap perdamaian adil dan dua-negara.
Bersama 14 negara lainnya pada Juli lalu, Prancis meluncurkan seruan kolektif agar komunitas internasional — terutama negara-negara yang belum — segera mengakui Palestina.
Ada pun 14 negara tersebut yaitu Andorra, Australia, Canada, Finlandia, Islandia, Irlandia, Luksemburg, Malta, Selandia Baru, Norwegia, Portugal, San Marino, Slovenia, dan Spanyol.
Keputusan Prancis digambarkan sebagai simbol dukungan Prancis terhadap diplomasi daripada kekuatan militer, serta dorongan tegas untuk menyelamatkan solusi dua-negara di tengah konflik yang memanas.
Macron menekankan pengakuan terhadap Palestina selaras dengan solusi dua negara, dengan syarat Palestina demiliterisasi dan mampu hidup berdampingan secara damai bersama Israel, menurut laporan TIME.
Sementara itu, sekutu Israel, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menganggap pernyataan Macron sebagai tidak berbobot.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.