Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Gempur Sanaa Yaman usai Houthi Tembakkan Bom Cluster, Tewaskan Warga Sipil

Serangan udara Israel guncang Sanaa, Yaman, tewaskan warga sipil usai Houthi luncurkan bom cluster ke arah Israel.

|
Editor: Nuryanti
RNTV/TangkapLayar
SANAA YAMAN - Tangkap layar bola api dari ledakan yang terjadi di Al-Jaffar, Sanaa, Yaman, Sabtu (15/3/2025) seusai dibom serangan udara Amerika Serikat. Serangan udara Israel guncang Sanaa, Yaman, tewaskan warga sipil usai Houthi luncurkan bom cluster ke arah Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke ibu kota Yaman, Sanaa, pada Minggu (24/8/2025), hanya dua hari setelah kelompok Houthi menembakkan bom cluster ke arah Israel.

Bom cluster adalah senjata yang membawa ratusan bom kecil di dalamnya.

Ketika dilepaskan, bom-bom kecil tersebut menyebar ke area luas dan meledak secara acak, sehingga menimbulkan kerusakan besar serta risiko tinggi bagi warga sipil.

Senjata ini sangat berbahaya karena banyak bom kecil yang tidak langsung meledak, berubah menjadi ranjau darat yang dapat membunuh atau melukai orang bertahun-tahun setelah perang berakhir.

Menurut laporan New York Post pada Minggu (24/8/2025), jet-jet tempur Israel menghantam sejumlah fasilitas di ibu kota, termasuk dekat istana presiden.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi menyebut enam orang tewas dan 86 lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Militer Israel menyatakan serangan itu menargetkan pembangkit listrik Asar dan Hizaz, yang diklaim digunakan untuk mendukung aktivitas militer Houthi.

Houthi adalah kelompok pemberontak bersenjata yang berbasis di Yaman utara. Mereka menganut aliran Syiah Zaidiyah dan didukung oleh Iran dalam hal politik maupun persenjataan.

Sejak 2014, Houthi menguasai ibu kota Sanaa dan berperang melawan koalisi yang dipimpin Arab Saudi.

Dalam konflik terbaru, mereka aktif melancarkan serangan ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.

Rekaman yang diverifikasi Al Jazeera memperlihatkan gumpalan asap tebal mengepul di atas Sanaa.

Penduduk menggambarkan ledakan terdengar keras di dekat akademi militer dan Lapangan Sabeen.

Baca juga: Sayyed al-Houthi: Ketidakpedulian Arab Beri Ruang Israel Lakukan Kejahatan terhadap Warga Gaza

“Suara ledakannya sangat kuat, rumah saya ikut bergetar,” kata Hussein Mohamed, warga yang tinggal di dekat istana presiden, kepada Associated Press.

Pejabat Israel yang tak disebutkan namanya mengatakan lebih dari 10 jet tempur dikerahkan dalam serangan tersebut.

Serangan itu terjadi setelah Houthi mengklaim meluncurkan bom cluster ke Bandara Internasional Ben Gurion pada Jumat (15/8/2025) lalu.

Meski rudal berhasil dicegat di udara, militer Israel menilai serangan tersebut menandai peningkatan kapasitas berbahaya Houthi.

Nasruddin Amer, pejabat media Houthi, menegaskan operasi mereka akan terus berlanjut.

“Dukungan kami untuk Gaza tidak akan berhenti hingga agresi dihentikan dan pengepungan dicabut,” ujarnya dikutip Al Masirah.

Yaman, khususnya melalui kelompok Houthi, memposisikan diri sebagai pendukung Hamas dan Palestina dalam perang melawan Israel.

Houthi meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel dengan alasan membantu menghentikan serangan di Gaza.

Meskipun begitu, pemerintah resmi Yaman yang diakui internasional sering kali memiliki posisi berbeda, sehingga konflik internal ikut memengaruhi keterlibatan Yaman di kancah regional.

Hamas juga mengutuk serangan Israel terhadap Yaman, menyebutnya sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Arab dan hukum internasional.”

Kelompok Palestina itu memuji sikap Houthi dan menyerukan negara-negara Arab serta Muslim untuk bergabung dalam perjuangan melawan Israel.

Hamas adalah kelompok politik sekaligus militer Palestina yang berkuasa di Jalur Gaza sejak 2007.

Hamas memiliki sayap bersenjata bernama Brigade Izzuddin al-Qassam yang kerap melancarkan serangan roket ke Israel.

Bagi sebagian negara Barat, Hamas dianggap sebagai organisasi teroris, namun bagi banyak warga Palestina dan pendukungnya di dunia Arab, Hamas dilihat sebagai gerakan perlawanan terhadap pendudukan Israel.

Pejabat Houthi lainnya, Abed al-Thawr, menuduh Israel menargetkan infrastruktur sipil.

Baca juga: Terungkap! X dan WhatsApp Dipakai Jual Senjata Houthi dan Senjata Militer AS di Yaman

“Istana presiden yang diserang sudah lama ditinggalkan. Apa yang dilakukan Israel adalah barbarisme,” katanya kepada Al Jazeera.

Sementara itu, pemerintah Houthi di Sanaa menyebut serangan udara tersebut sebagai “kejahatan perang” yang dimaksudkan untuk menebar teror di kalangan rakyat Yaman.

Mereka menuding Israel, dengan dukungan Amerika Serikat, sedang melancarkan “perang terbuka terhadap bangsa Arab dan Muslim.”

Serangan terbaru ini menambah daftar panjang eskalasi Israel di Yaman, setelah sebelumnya angkatan laut Israel juga menyerang sejumlah pelabuhan dan infrastruktur penting di negara tersebut.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan