Rabu, 27 Agustus 2025

Persaingan AI Memanas: Elon Musk Gugat Apple dan OpenAI atas Dugaan Kolusi Antimonopoli

Elon Musk melalui perusahaan xAI dan X (sebelumnya Twitter) melancarkan gugatan antimonopoli kepada Apple dan OpenAI

Kolase Tribunnews
MUSK MENGGUGAT - Media sosial X milik Elon Musk sedang menghadapi konflik dengan Uni Eropa karena menolak permintaan Brussels agar secara diam-diam menyensor postingan opini di platform tersebut. Elon Musk melalui perusahaan xAI dan X (sebelumnya Twitter) melancarkan gugatan antimonopoli kepada Apple dan OpenAI 

Namun, setelah OpenAI beralih ke model berorientasi laba pada 2019, Musk keluar dan menuduhnya mengkhianati prinsip keselamatan AI demi keuntungan.

Sejak itu, Musk mendirikan xAI pada 2023 untuk mengembangkan Grok, chatbot yang diklaim lebih "maksimalis kebenaran" dan terintegrasi dengan X.

Ini bukan gugatan pertama; Musk pernah menggugat OpenAI atas restrukturisasi, sementara OpenAI balik menggugat atas persaingan tidak sehat.

Respons dari terdakwa cepat datang. Juru bicara OpenAI menyebut gugatan ini "konsisten dengan pola pelecehan yang terus dilakukan oleh Tuan Musk."

CEO OpenAI Sam Altman membalas di X: "Ini adalah klaim yang luar biasa mengingat apa yang saya dengar diduga dilakukan Elon untuk memanipulasi X demi keuntungan dirinya sendiri," merujuk laporan 2023 tentang Musk yang meningkatkan visibilitas postingannya sendiri.

Apple belum berkomentar resmi, tapi laporan menunjukkan kemitraan dengan OpenAI tidak eksklusif; Apple juga berdiskusi dengan Google untuk integrasi serupa.

Update terbaru menunjukkan gugatan ini bisa mendefinisikan pasar AI di tengah pengawasan antimonopoli global.

Departemen Kehakiman AS telah menggugat Apple atas monopoli App Store pada Maret 2025, dan tuduhan Musk menggemakan itu, termasuk kekhawatiran atas "aplikasi super" seperti X yang ingin jadi segalanya (platform sosial, pembayaran, AI).

Sementara itu, aplikasi AI lain seperti DeepSeek dan Perplexity sering mencapai peringkat teratas di App Store, menantang klaim Musk.

Analis memprediksi kasus ini bisa memakan waktu bertahun-tahun, tapi menandai eskalasi dalam perang AI, di mana OpenAI merekrut desainer legendaris Jony Ive untuk perangkat AI baru yang potensial menantang iPhone.

Kasus ini tidak hanya tentang hukum, tapi juga tentang masa depan AI: apakah dominasi beberapa perusahaan akan menghambat inovasi, atau justru mendorong kompetisi yang lebih sehat?

Dengan Musk yang memiliki valuasi perusahaan mencapai $1 triliun melalui Tesla dan SpaceX, pertarungan ini dipantau ketat oleh investor dan regulator.

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan