Konflik Palestina Vs Israel
Israel Tutup Kuping Meski Diomeli Trump, Nyatakan AS Bukan Penentu Kebijakan Tel Aviv
Israel abaikan teguran Trump usai gempur Qatar, tegaskan Tel Aviv berdaulat penuh dalam keputusan militernya dan tidak ditentukan oleh kepentingan AS
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Bobby Wiratama
Selama puluhan tahun, Washington telah menjadi sekutu strategis terdekat Israel di Timur Tengah, dengan bantuan militer bernilai miliaran dolar setiap tahun.
Dukungan itu membuat Tel Aviv percaya bahwa teguran Trump tidak akan berujung pada hilangnya perlindungan politik maupun militer dari AS.
Dengan kombinasi faktor keamanan, dukungan sekutu, pesan militer, politik dalam negeri, hingga kalkulasi diplomatik, Israel merasa cukup kuat untuk menolak tekanan bahkan dari sekutu terdekatnya sendiri.
Sikap ini sekaligus menegaskan bahwa dalam isu Hamas, Tel Aviv hanya mengutamakan kepentingannya sendiri, meski harus berhadapan dengan kemarahan Washington.
PM Qatar Bersumpah Balas Israel
Merespons serangan brutal Israel yang menargetkan ibu kota Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani menegaskan negaranya akan membalas serangan pasukan Netanyahu.
Dalam konferensi pers resmi, Al-Thani menyebut serangan itu sebagai “terorisme negara” dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Qatar.
“Negara Qatar berkomitmen untuk bertindak tegas terhadap apa pun yang menargetkan wilayahnya dan akan berhak untuk membalas serta mengambil semua tindakan yang diperlukan,” ujar Al-Thani.
Menurut laporan Al Jazeera, 12 rudal yang ditembakkan Israel menghantam sebuah kompleks perumahan di wilayah padat penduduk.
Akibatnya, sejumlah bangunan apartemen mengalami kerusakan parah, kaca-kaca jendela pecah, dan beberapa rumah di sekitar lokasi ikut terdampak gelombang ledakan.
Kementerian Dalam Negeri Qatar, mencatat sedikitnya enam orang tewas, terdiri dari seorang pejabat keamanan Qatar dan lima anggota Hamas.
Termasuk putra dari pemimpin Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, dan salah satu ajudannya, serta seorang perwira Qatar.
Sementara itu, lebih dari 20 warga sipil dilaporkan luka-luka akibat terkena serpihan bangunan dan ledakan.
Serangan ke Doha mungkin tidak langsung menyentuh fasilitas energi, tetapi efek psikologisnya sudah terasa di pasar.
Pasokan LNG Qatar yang mengalir ke Eropa pasca embargo Rusia dan ke Asia yang haus energi membuat stabilitas negara ini krusial. Gangguan kecil saja di Doha bisa menimbulkan spekulasi besar di bursa energi dunia.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.