Rabu, 17 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Hantam Kilang Minyak Rusia, Moskow Balas Uji Rudal Hipersonik & Serangan Darat Besar-Besaran

Pertempuran udara dan serangan darat besar-besaran terjadi di Ukraina-Rusia; kilang minyak Rusia jadi target utama, Moskow balas hipersonik.

Astra
PERANG RUSIA-UKRAINA - Kilang minyak Kirishi di Oblast Leningrad, Rusia, terbakar akibat serangan drone Ukraina pada 14 September 2025. (Astra) 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia dan Ukraina terlibat pertempuran udara besar-besaran, menargetkan infrastruktur energi dan transportasi.

Sementara itu Moskow melancarkan serangan darat di wilayah timur Ukraina dan menguji rudal hipersonik, pada tahun keempat perang.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pertahanan udaranya menembak jatuh 361 pesawat tak berawak, empat bom berpemandu, dan roket dari sistem HIMARS buatan AS dalam semalam.

HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) adalah peluncur roket bermobilitas tinggi buatan Amerika Serikat.

Sistem ini dirancang untuk serangan presisi jarak jauh dengan kecepatan dan fleksibilitas tinggi di medan perang.

HIMARS digunakan luas oleh militer AS dan sekutu NATO, termasuk Ukraina, Polandia, dan Rumania.

Dalam perang Rusia–Ukraina, HIMARS menjadi senjata penting yang menghancurkan posisi artileri dan logistik Rusia dari jarak jauh.

Sementara Staf Umum Ukraina menyatakan berhasil menjatuhkan rudal balistik dan 164 drone musuh.

Target utama serangan udara Ukraina adalah kilang minyak Kirishi di Leningrad, barat laut Rusia.

Kilang minyak Kirishi merupakan salah satu kilang terbesar di negara pengekspor minyak kedua terbesar dunia.

Baca juga: Unggul Senjata dan Personel, Rusia Rebut Lagi Wilayah Ukraina di Dnipropetrovsk

Kilang Minyak Kirishi, atau KINEF (Kirishinefteorgsintez) ini berada di Distrik Kirishi, Oblast Leningrad, sekitar 100 kilometer tenggara St Petersburg dan menjadi bagian penting industri energi Rusia.

Setiap tahun, KINEF mengolah sekitar 17,7 juta ton minyak mentah, setara 355.000 barel per hari atau 6,4 persen dari produksi nasional.

Kilang ini memproduksi beragam bahan bakar, termasuk 2,3 juta ton bensin (5,3 persen dari total Rusia), 7,6 persen diesel, 16,3 persen fuel oil, dan 3,4 persen avtur.

Ukraina menyebut serangan itu berhasil, meski kerusakan belum diverifikasi independen.

Gubernur Leningrad Alexander Drozdenko mengatakan tiga drone hancur, api telah dipadamkan, dan tidak ada korban jiwa.

Pihak berwenang Ukraina menegaskan terus menargetkan infrastruktur yang digunakan Rusia untuk pasokan pasukan, bahan bakar, dan amunisi ke garis depan.

Panglima Staf Umum Ukraina Andrii Hnatov menambahkan komunikasi seluler di beberapa area sengaja dibatasi untuk mencegah drone Rusia mengirim data intelijen.

Moskow Tembakkan Rudal Jelajah Hipersonik Zirkon

Secara terpisah, Rusia menembakkan rudal jelajah hipersonik Zirkon ke Laut Barents dalam latihan militer gabungan dengan Belarus, termasuk latihan pesawat antikapal selam dan serangan bom darat oleh Su-34.

Rudal Jelajah Hipersonik Zirkon (atau Tsirkon) adalah senjata strategis buatan Rusia yang mampu melaju hingga Mach 9, atau sekitar 11.000 kilometer/jam.

Dengan kecepatan ekstrem dan kemampuan manuver tinggi, rudal ini sangat sulit dilacak maupun dihancurkan oleh sistem pertahanan udara konvensional.

Zirkon dapat digunakan untuk menyerang target laut maupun darat, sehingga menjadi senjata fleksibel dalam perang modern.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutnya sebagai bagian dari “senjata super” yang dirancang untuk menandingi dominasi militer Barat.

Rudal ini telah digunakan dalam latihan militer dan juga dikerahkan dalam operasi tempur, termasuk pada konflik Rusia–Ukraina.

Sementara itu, pesawat tak berawak Rusia melanggar wilayah udara Rumania; jet tempur dikirim, namun proyektil terbang rendah lolos.

Polandia menutup bandara Lublin dan mengerahkan pesawat setelah insiden serupa pekan lalu.

NATO menanggapi pelanggaran wilayah udara dengan mengumumkan inisiatif “Eastern Sentry” untuk memperkuat pertahanan di Eropa Timur, melibatkan Denmark, Prancis, Inggris, dan Jerman, kata Sekjen NATO Mark Rutte.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.299: Drone Rusia Tembus Wilayah NATO, Zelensky Desak Sanksi Baru

Perang Rusia–Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022, saat Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Konflik ini menjadi salah satu perang paling destruktif di Eropa sejak Perang Dunia II, dengan dampak signifikan pada geopolitik, ekonomi, dan keamanan global.

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina sebenarnya telah berlangsung sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991.

Pada 2014, Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dan mendukung separatis di Donetsk serta Luhansk, memicu konflik berkepanjangan di Donbas.

Sejak itu, Ukraina semakin mendekat ke Barat dan berupaya bergabung dengan Uni Eropa serta NATO, langkah yang dipandang Rusia sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya.

Perang Rusia–Ukraina berakar dari ketegangan panjang sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.

Hubungan kedua negara penuh kecurigaan hingga memuncak pada 2014 saat Revolusi Euromaidan menggulingkan pemerintahan pro-Rusia di Kyiv.

Sebagai respons, Moskow mencaplok Krimea dan mendukung separatis di Donbas.

Invasi besar-besaran kemudian dimulai pada Februari 2022, menjadikan konflik ini perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Hingga kini, perang masih berlangsung sebagai perebutan wilayah, legitimasi, dan arah masa depan tatanan dunia.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.297, Soal Drone Rusia di Polandia, Trump: Itu Mungkin Kesalahan

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan