Pertumbuhan Ekonomi
Menko Airlangga Dorong Peran Sains dan Teknologi untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tercapai
Neraca perdagangan mencatat surplus selama 63 bulan berturut-turut dan menjadi motor pertumbuhan, dengan capaian USD4,17 miliar pada Juli 2025.
Penulis:
Wahyu Aji
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2028/2029 yang akan dicapai melalui beberapa strategi kebijakan ekonomi jangka menengah.
Langkah yang dimaksud seperti peningkatan produktivitas menuju swasembada pangan, energi, dan air, transformasi digital, serta peningkatan investasi melalui Foreign Direct Investment (FDI) berorientasi ekspor dan investasi non-APBN.
Menurutnya, upaya ini juga ditopang dengan deregulasi perizinan serta sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter yang pro-growth.
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Jaga Kamtibmas dan Perkuat Strategi Pertumbuhan Ekonomi
“Pak Presiden ingin pertumbuhan kita 8 persen. Exactly seperti Pak Prof tadi minta, tidak ingin kami terus 5%. 5% ya kita extraordinary karena di negara G20 kita top 2,” kata Airlangga Hartarto dalam acara Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung.
Selain itu, dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2% di tahun 2025, Pemerintah telah merumuskan paket ekonomi 2025 dan penyerapan tenaga kerja yang terdiri dari 8 program akselerasi di 2025, 4 program yang dilanjutkan di 2026, dan 5 program andalan pemerintah untuk penyerapan tenaga kerja.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menjelaskan terkait kondisi perekonomian Indonesia pada kuartal II- 2025 yang tetap menunjukkan optimisme dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,12%.
Inflasi terkendali di level 2,31% (yoy) pada Agustus 2025. PMI manufaktur di angka ekspansi 51,5 yang menandakan industri kembali optimis.
Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam momentum penguatan dengan dampak gejolak sosial politik yang terbatas dan terkendali.
Selain itu, neraca perdagangan mencatat surplus selama 63 bulan berturut-turut dan menjadi motor pertumbuhan, dengan capaian USD4,17 miliar pada Juli 2025.
Konsumsi domestik juga tercatat masih kuat mendukung laju ekonomi nasional.
Lebih lanjut, dalam rangka meningkatkan ekspor, Indonesia terus memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan, diantaranya melalui kesepakatan penurunan tarif dagang AS (32% ke 19%) untuk kerja sama di sektor strategis, penyelesaian kesepakatan IEU-CEPA dimana Eropa membuka 98,61% pos tarif, akselerasi aksesi OECD untuk reformasi dan investasi, serta perluasan pasar ke Kanada, Meksiko, Inggris, dan Peru melalui kerja sama CPTPP.
Berdasarkan sejarah, terkait perkembangan teknologi selalu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, mulai dari era tekstil dan mesin uap yang menghasilkan pertumbuhan 0,5%, hingga kereta api dan baja yang mendorong pertumbuhan 1,9%, serta chemicals electricity industry 4.0 yang membawa pertumbuhan 2,5%.
Saat ini, dengan kemunculan Silicon Valley dan kecerdasan buatan (AI), potensi pertumbuhan ekonomi dunia bahkan diperkirakan dapat melampaui 20%.
“Tetapi ini yang kita kejar, Silicon Valley based. Silicon Valley based tidak akan terjadi kalau universitas tidak ikut, kalau ITB tidak ikut. Makanya saya bicara dengan Pak Presiden, kita dorong science, technology, engineering, mathematics,” ujar Airlangga.
Lebih lanjut Airlangga juga menegaskan pentingnya hilirisasi pasir silika sebagai langkah strategis untuk memperkuat industri energi terbarukan dan semikonduktor nasional.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Pertumbuhan Ekonomi
Celios Terima Balasan PBB soal Audit Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025 oleh BPS, Apa Isinya? |
---|
Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Masih Masuk Akal, Ronny P Sasmita: Lain Cerita Jika Tumbuh 6 Persen |
---|
Universitas yang Pernah Dipimpin Anies Baswedan Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi RI dari BPS |
---|
Kejanggalan Pertumbuhan Ekonomi RI 5,12 Persen: Ada Telepon Langsung dari Istana ke Kantor BPS? |
---|
DPR: Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Tunjukkan Kembalinya Kepercayaan Publik dan Investor |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.