Pimpinan Komisi I DPR Soal Pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB: Langkah Diplomatik yang Berani
Menurut Dave Laksono, pidato Presiden Prabowo di PBB merupakan langkah diplomatik Indonesia yang berani dan strategis namun tetap memperhatikan prinsi
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Theresia Felisiani
Prabowo juga menyinggung penderitaan warga sipil di Gaza yang masih berlangsung hingga kini. Ia mempertanyakan siapa yang akan menyelamatkan mereka jika dunia terus diam.
“Saat ini, orang-orang tak berdosa menangis minta tolong. Menangis untuk diselamatkan. Siapa yang akan menyelamatkan mereka? Siapa yang akan menyelamatkan orang tak berdosa? Siapa yang akan menyelamatkan para lansia dan perempuan. Jutaan orang menghadapi bahaya saat ini, sementara kita duduk di sini,” ucapnya.
Prabowo mengingatkan bahwa setiap bangsa memiliki tanggung jawab moral untuk menghentikan ketidakadilan. Ia menyebut, sepanjang sejarah, penindasan justru melahirkan kekuatan yang mampu mengalahkan ketidakadilan itu sendiri.
“Kita mungkin lemah secara individu, tetapi rasa penindasan, rasa ketidakadilan, telah membuktikan dalam sejarah umat manusia bahwa rasa ketidakadilan ini, rasa penindasan ini, akan bersatu menjadi kekuatan yang kuat yang akan mengatasi penindasan ini, yang akan mengatasi ketidakadilan ini,” ujarnya.

Selain menyoroti konflik di Palestina, Prabowo mengingatkan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk rasisme, kebencian, dan penindasan.
Menurutnya, semua bangsa perlu bersatu untuk menciptakan perdamaian dan keadilan global.
“Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, semua agama, kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia. Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mewujudkan visi ini. Apakah ini mimpi? Mungkin, tetapi inilah mimpi indah yang harus kita perjuangkan bersama,” tutupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.