Minggu, 28 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Di Aula PBB yang Sepi, Netanyahu Berpidato Menentang Pengakuan Palestina

Perdana Menteri Israel Netanyahu menentang pengakuan negara Palestina dengan berpidato di Majelis Umum ke-80 PBB pada hari Jumat.

Facebook PM Israel
NETANYAHU BERPIDATO - Foto diunduh dari Facebook PM Israel, Sabtu (27/9/2025). Perdana Menteri Israel Netanyahu berpidato di Majelis Umum ke-80 PBB pada hari Jumat, 26 September 2025. 

Netanyahu mengklaim Israel telah memberikan tanah kepada rakyat Palestina, melupakan fakta militan Zionis merebut tanah-tanah dari warga lokal Palestina sebelum mendirikan Israel pada tahun 1948.

"Setiap kali kami memberikan tanah kepada Palestina, tanah itu digunakan untuk agresi terhadap kami," klaimnya.

"Palestina memiliki negara, tetapi mereka menyerang kami lagi, meluncurkan roket ke kota-kota kami, dan mengubah Gaza menjadi platform militan yang darinya mereka melakukan pembantaian 7 Oktober," lanjutnya.

Selain Hamas, Netanyahu juga mengecam Otoritas Palestina (PA) yang memerintah wilayah Palestina di Tepi Barat dan menjadi perwakilan Palestina di kancah internasional.

"Penolakan terhadap negara Yahudi tidak hanya berlaku bagi Hamas, tetapi juga bagi apa yang disebut Otoritas Palestina 'moderat'," kata Netanyahu.

Netanyahu menuduh Palestina ingin menghancurkan Israel.

"Palestina tidak menginginkan negara Palestina berdampingan dengan Israel; mereka menginginkan negara Palestina menggantikan Israel. Kami tidak percaya pada janji-janji yang dibuat oleh Palestina, karena mereka telah membuat janji selama beberapa dekade tanpa menepatinya," lanjutnya, lapor Russia Today.

"Anda memberi imbalan kepada para ekstremis dengan memberi mereka sebuah negara yang berjarak satu mil dari Yerusalem, sama seperti Anda memberi al-Qaeda sebuah negara yang berjarak satu mil dari New York," tambahnya.

Mengenai Iran, Netanyahu mengatakan negara itu sedang mengembangkan program senjata nuklir dan rudal balistik besar-besaran dengan cepat.

Ia menuduh Iran membuat senjata tersebut untuk menghancurkan Israel dan mengancam sekutunya, Amerika Serikat.

"Iran tidak boleh dibiarkan membangun kembali kemampuan nuklirnya," katanya.

"Kami mengendalikan langit di atas Iran, dan pilot kami mengebom situs pengayaan uranium di sana," tambahnya, merujuk pada serangan Israel selama perang 12 hari pada Juni lalu.

Israel Serang "Zona Aman"

Terkait klaim Netanyahu tentang "perintah evakuasi" kepada warga Kota Gaza, sejumlah laporan menyebutkan mereka tetap menjadi sasaran serangan Israel ketika pergi ke "zona aman".

Pada 9 September, militer Israel menjatuhkan selebaran di atas Kota Gaza yang berisi perintah bagi warga sipil untuk segera mengungsi ke selatan, menuju wilayah yang disebut sebagai "zona aman" di Al-Mawasi. 

Perintah tersebut memicu kepanikan di kalangan penduduk yang sudah berada dalam kondisi sangat sulit akibat serangan udara dan kekurangan bantuan kemanusiaan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan