Konflik Palestina Vs Israel
Dihadang Israel, Global Sumud Flotilla Tetap Lanjutkan Misi, 30 Kapal Masih Berlayar ke Gaza
Global Sumud Flotilla akan tetap melanjutkan misi mereka untuk mematahkan pengepungan, meski 13 kapalnya dicegat oleh Israel.
Penyadapan ini terjadi setelah peringatan keras dari Angkatan Laut Israel yang melarang armada tersebut memasuki zona eksklusi di lepas pantai Gaza.
Israel bersikeras bahwa bantuan kemanusiaan harus dikirim "melalui jalur yang telah ditetapkan."
Spanyol dan Italia, yang negaranya mengirimkan pengawalan angkatan laut untuk melindungi kapal-kapal di perairan internasional, telah mendesak kapal-kapal aktivis untuk menghentikan misi mereka sebelum memasuki zona larangan Israel (150 mil laut).
Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, bahkan mengaitkan misi ini dengan potensi sabotase terhadap rencana perdamaian Gaza yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengklaim bahwa para aktivis yang ditahan akan dideportasi segera setelah hari raya Yahudi Yom Kippur berakhir.
Namun, bagi para aktivis, tindakan Israel adalah kejahatan.
"Yang ilegal adalah genosida Israel, blokade ilegal Israel terhadap Gaza, dan penggunaan kelaparan sebagai senjata oleh Israel," tegas Global Sumud Flotilla.
Sejarah Armada Bantuan dan Blokade Gaza
Upaya untuk menembus blokade laut di Gaza bukanlah hal baru.
Sejak Israel secara resmi memberlakukan blokade laut pada tahun 2009, yang mereka klaim perlu untuk mencegah penyelundupan senjata.
Berbagai konvoi kapal Internasional telah berusaha menentang pembatasan tersebut.
Kasus paling terkenal adalah Insiden Mavi Marmara pada tahun 2010.
Pasukan komando Israel menaiki kapal Turki, Mavi Marmara, yang merupakan bagian dari Armada Kebebasan Gaza.
Bentrokan sengit pecah, mengakibatkan 10 aktivis tewas.
Insiden ini memicu kecaman global dan memperburuk hubungan diplomatik Israel-Turki secara drastis.
Setelah insiden 2010, armada yang lebih kecil terus diorganisir. Israel biasanya mencegat kapal-kapal ini, mengalihkannya ke pelabuhan Israel, menyita kargo, dan mendeportasi para aktivis.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.