PM Prancis Sebastien Lecornu Mundur setelah Bentuk Kabinet, Krisis Politik Kian Dalam
PM Prancis Sébastien Lecornu mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah membentuk kabinet barunya, memicu guncangan politik.
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Prancis, Sebastien Lecornu, resmi mengundurkan diri pada Senin (6/10/2025) pagi, hanya beberapa jam setelah membentuk kabinet barunya.
Kantor Presiden Emmanuel Macron mengonfirmasi bahwa Macron telah menerima pengunduran diri sekutu dekatnya itu, yang baru menjabat selama 27 hari.
Al Jazeera melaporkan, pengunduran diri Lecornu menjadikannya perdana menteri dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah modern Prancis.
Keputusan tersebut memperdalam ketidakstabilan politik yang telah mengguncang negara itu selama lebih dari satu tahun terakhir.
Lecornu mengumumkan susunan kabinetnya pada Minggu (5/10/2025) malam, yang sebagian besar diisi oleh tokoh-tokoh dari pemerintahan sebelumnya di bawah François Bayrou.
Namun, langkah itu langsung menuai kritik, baik dari oposisi maupun partai-partai pendukung, karena dianggap tidak membawa pembaruan signifikan.
“Syarat-syarat tidak terpenuhi bagi saya untuk menjalankan fungsi saya sebagai perdana menteri,” ujar Lecornu dalam pernyataannya.
Ia menuding “selera partisan” dari berbagai faksi politik yang membuatnya tidak bisa menjalankan pemerintahan secara efektif.
Al Jazeera melaporkan, Lecornu sebelumnya berjanji akan “melanggar strategi lama” dan membuka ruang bagi kompromi politik.
Kendati begitu, menurutnya, setiap partai hanya ingin agendanya sendiri yang diterapkan.
“Saya siap berkompromi, tetapi masing-masing partai politik ingin partai lainnya mengadopsi seluruh programnya,” katanya di luar kantor perdana menteri.
Baca juga: Isi Percakapan Macron saat Terjebak Tot Tot Wuk Wuk Trump: Tebak Apa yang Terjadi dengan Saya?
Krisis ini memperburuk posisi Presiden Macron yang kini menghadapi tekanan besar dari berbagai kubu.
Marine Le Pen, pemimpin partai sayap kanan National Rally, mendesak agar diadakan pemilu legislatif lebih cepat.
"Satu-satunya keputusan bijak adalah kembali ke tempat pemungutan suara,” ujarnya kepada media lokal.
Jean-Luc Mélenchon, pemimpin partai sayap kiri La France Insoumise, bahkan menyerukan agar Macron mundur dari jabatannya.
Sumber: TribunSolo.com
Macron Telepon Trump Karena Dilarang Polisi Menyeberang Jalan di New York |
![]() |
---|
Trump Incar Nobel Perdamaian, Macron: Akhiri Perang Gaza Dulu |
![]() |
---|
Momen Seskab Teddy Beri Hormat Presiden Prancis di Markas PBB, Macron Ngajak Salaman |
![]() |
---|
Prancis Resmi Akui Negara Palestina, Dinilai sebagai Keputusan Bersejarah dan Berani |
![]() |
---|
Prancis dan 5 Negara Akui Palestina di PBB, Bendera Palestina Dikibarkan di Paris |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.