Jumat, 10 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gaza Bergemuruh: Warga Sujud Syukur Setelah Kesepakatan Damai Hamas -Israel Diumumkan

Warga Gaza gemakan takbir usai kesepakatan damai Hamas–Israel ditekan, menandai harapan baru setelah 2 tahun warga menderita akibat perang

Telegram Brigade Al-Qassam
WARGA GAZA - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan warga Gaza. Mereka gemakan takbir usai kesepakatan damai Hamas–Israel ditekan, menandai harapan baru setelah 2 tahun warga menderita akibat perang 

Pengalaman pahit itulah yang membuat banyak warga sulit mempercayai bahwa kali ini keadaan akan benar-benar berubah.

Terlebih kondisi di lapangan pun belum menunjukkan tanda-tanda stabil. Militer Israel (IDF) masih mempertahankan pasukannya di beberapa titik perbatasan Gaza dan mengeluarkan peringatan agar warga tidak kembali ke wilayah utara. Langkah ini memperkuat persepsi bahwa situasi masih jauh dari aman.

Tel Aviv Sambut Gencatan Senjata

Bukan hanya warga Gaza yang bersukacita atas tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Di berbagai kota Israel, mulai dari Tel Aviv hingga Haifa, ribuan warga turun ke jalan, menyambut kabar perdamaian yang diumumkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Mesir, Rabu (8/10/2025) malam.

Sorak gembira terdengar di Lapangan Habima, Tel Aviv, tempat keluarga para sandera berkumpul sejak berbulan-bulan menuntut pemerintah segera menyelesaikan negosiasi. 

Mereka berpelukan, menyalakan lilin, dan menyanyikan lagu kebangsaan “Hatikvah” dengan mata berkaca-kaca.

“Ini adalah hari yang kami tunggu sejak dua tahun lalu,” ujar Yael Ben-David, ibu dari salah satu sandera yang ditahan Hamas, seperti dikutip BBC International.

“Saya tidak tahu apakah saya bisa tidur malam ini, saya hanya ingin memeluk anak saya lagi.” tegasnya.

Isi Kesepakatan Gencatan Senjata Tahap Pertama

Dalam keterangan resminya, Trump mengungkap bahwa tahap pertama kesepakatan difokuskan pada pembebasan sandera yang masih hidup.

Dari 48 sandera yang tersisa di Gaza, sekitar 20 diyakini masih hidup, sementara sisanya telah dikonfirmasi meninggal.

Selain itu, Hamas juga diwajibkan memberikan informasi mengenai kondisi dan lokasi sandera yang telah tewas selama masa penahanan di Gaza, serta mengumpulkan jenazah sandera untuk dikembalikan ke Israel.

Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak yang ditahan sejak 7 Oktober 2023.

Langkah ini dianggap sebagai bentuk kompromi besar dari pihak Israel setelah tekanan kuat dari komunitas internasional yang mendesak adanya kemajuan nyata menuju perdamaian.

Tak hanya itu, dalam setiap pembebasan sandera, Israel juga akan menyerahkan jenazah 15 warga Gaza yang sebelumnya masih ditahan di fasilitas militer.

Mekanisme tersebut dirancang sebagai bentuk penghormatan terhadap korban sipil dan untuk memperkuat kepercayaan antara kedua pihak di tengah situasi politik yang rapuh.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved