Senin, 13 Oktober 2025

Sanae Takaichi Terancam Jumlah Suara, Apakah akan Jadi PM Jepang Setelah Komeito Keluar?

Jumlah suara sangat di ujung tanduk kalau LDP sendiri dan kalau oposisi semua bersatu maka PM Jepang yang baru bisa jadi dipegang pihak oposisi

Editor: Eko Sutriyanto
Richard Susilo
Ketua Komeito, Tetsuo Saito (kiri) saat berdiskusi 90 menit dengan Sanae Takaichi (kanan) sebelum akhirnya Komeito memutuskan untuk mundur dari koalisi dan Komeito mengajukan Saito sebagai calon PM Jepang yang baru nantinya dalam pemungutan suara di parlemen 15 Oktober mendatang. Foto Richard Susilo 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Ketua partai liberal demokrat (LDP) yang baru Sanae Takaichi (64) terancam jumlah suara apabila dilakukan pemungutan suara saat memutuskan PM Jepang yang baru tanggal 15 Oktober 2025 mendatang di sidang parlemen, karena partai koalisi LDP yaitu Komeito telah memisahkan diri, keluar dari koalisi.

"Jumlah suara sangat di ujung tanduk kalau LDP sendiri dan kalau oposisi semua bersatu maka PM Jepang yang baru bisa jadi dipegang pihak oposisi, gara-gara Komeito keluar dari koalisi beberapa waktu lalu," papar sumber Tribunnews.com politisi senior Jepang.

Lalu mengapa Komeito ke luar memisahkan diri dari koalisi yang telah dibangunnya selam aini selama 26 tahun bersama LDP?

Jurnalis politik Shiro Tazaki di TV Asahi "Wide! Scramble Saturday" (Sabtu pukul 11:30 pagi) pada tanggal 11 Oktober 2025 mengungkapkan ada tiga hal utama alasan Komeito ke luar dari koalisi LDP.

Baca juga: Ogah Dukung Sanae Takaichi sebagai PM Jepang, Partai Komeito Akhiri Koalisi 26 Tahun dengan LDP

"Memang secara resmi pemisahan diri Komeiro karena LDP tidak bisa memenuhi tiga syarat yang diminta Ketua Komeito Tetsuo Saito. Terutama soal politik dan uang," papar Tazaki.

Padahal Takaichi mengunjungi markas Komeito pada tanggal 4 Oktober 2025.

"Saya ingin berbicara tentang perasaan saya yang sebenarnya, tolong luangkan waktu Anda," ungkap Saito kepada Takaichi.

"Namun karena pertemuan tidak bisa sepakat khususnya soal politik dan uang, kami harus pisah kini.

LDP menyatakan akan mempertimbangkan selalu, tidak bisa memutuskan permintaan kami agar LDP memutuskan rantai dengan pengusaha Jepang, bersih dari uang di masa mendatang. Itu tak bisa diputuskan Takaichi," tekan Saito.

Namun ketidakpercayaan pertama  yang muncul dari Saito menurut Tazaki sebenarnya karena ternyata Takaichi memprioritaskan bertemu dengan Tamaki, ketua pertai lain, ketimbang Saito.

Padahal Saito dengan serius telah memintakan agar segera bertemu dengannya.

"Yang kedua adalah personel LDP. Di bawah  Wakil Presiden Aso (Taro) adalah dari perspektif Partai Komeito, 'semua orang yang jadi pengurus tidak memiliki pipa dengan Komeito," itulah yang disesalkan Komeito.

Sedangkan  Shunichi Suzuki, sekretaris jenderal LDP faksi Aso, masih saudara dengan Aso, dan Haruko Arimura, ketua komite urusan umum, Takayuki Kobayashi, ketua mantan faksi Nikai, dan Koichi Hagiuda, penjabat sekretaris jenderal dari mantan faksi Abe. Semua tidak ada yang dekat dengan Komeito.

Alasan ketiga tentu seperti disampaikan Saito, LDP tidak bisa memutuskan rantai dengan uang dnegan pengusaha Jepang. Selalu menjawab dengan "kami pertimbangkan saja."

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved