Kamis, 30 Oktober 2025

Konflik Pakistan vs Taliban

Pakistan Klaim Tewaskan Lebih dari 200 Anggota Taliban dalam Bentrok Perbatasan Afghanistan

Pernyataan ini disampaikan Pakistan menyusul bentrokan yang dimulai pada Sabtu malam (11/10/2025) hingga Minggu pagi.

|
Penulis: Bobby W
Editor: Sri Juliati
Tangkap layar Youtube ISPR Official
KONPERS MILITER PAKISTAN - Tangkap layar Jenderal Bintang Tiga militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry yang juga menjabat sebagai Dirjen ISPR saat menggelar konferensi pers pada 10 Oktober 2025 melalui media humas ISPR terkait Operasi Anti-Terorisme yang akan diupayakan militer Pakistan.Pihak militer Pakistan mengklaim bahwa 200 lebih anggota Taliban dan afiliasinya telah "dinetralkan" dalam bentrok yang terjadi di perbatasan negaranya dengan Afghanistan selama akhir pekan ini. Kabar tersebut dibagikan media humas militer Pakistan (ISPR) melalui pernyataan resminya yang dirilis pada Minggu petang waktu setempat (12/10/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Militer Pakistan mengklaim telah menewaskan lebih dari 200 anggota Taliban dan afiliasinya dalam bentrokan di perbatasan Afghanistan
  • Pakistan juga menyebut 23 personel militernya gugur, sedangkan 29 orang lainnya mengalami luka-luka.
  • Bentrokan diduga dipicu oleh serangan udara dari militer Pakistan di dua titik wilayah Afghanistan

 

TRIBUNNEWS.COM - Pihak militer Pakistan mengklaim bahwa 200 lebih anggota Taliban dan afiliasinya telah "dinetralkan" dalam bentrok yang terjadi di perbatasan negaranya dengan Afghanistan selama akhir pekan ini.

Kabar tersebut dibagikan media humas militer Pakistan (ISPR) melalui pernyataan resminya yang dirilis pada Minggu (12/10/2025) petang waktu setempat.

Selain mengabarkan jumlah tentara Taliban yang dinetralkan, ISPR juga menyebutkan bahwa 23 personel militer Pakistan gugur dalam bentrokan tersebut.

Sementara itu, 29 personel militer Pakistan lainnya mengalami luka-luka dan menjalani perawatan intensif.

Pernyataan ini disampaikan menyusul bentrokan semalaman antara kedua pihak yang dimulai pada Sabtu malam (11/10/2025) hingga Minggu pagi.

"Selama bentrokan semalaman, 23 putra Pakistan yang berani gugur saat menghadapi Taliban Afghanistan dan Fitna-al-Khawarij yang didukung India melancarkan serangan tanpa provokasi ke Pakistan di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan," demikian bunyi pernyataan ISPR.

Adapun penggunaan identitas "Fitna-al-Khawarij" pada pernyataan ISPR merujuk pada istilah yang digunakan Pakistan untuk mengkategorikan kelompok teroris dari Tehreek-i-Taliban Pakistan (TTP).

TTP merupakan sub-kelompok Taliban yang anggotanya berasal dari Pakistan yang keberadaannya dilarang oleh pemerintahan.

"Serangan presisi dan pengeboman, serta serangan fisik, diarahkan ke kamp dan pos Taliban, fasilitas pelatihan teroris, dan jaringan pendukung yang beroperasi dari wilayah Afghanistan, termasuk elemen yang terkait dengan Fitna-al-Khawarij, Fitna-al-Hindustan, dan ISKP/Daesh." ungkap ISPR

Pemilihan ungkapan "Fitna-al-Khawarij" sendiri biasanya digunakan pemerintah Pakistan untuk membedakannya dengan kelompok "Fitna-al-Hindustan".

"Fitna-al-Hindustan" sendiri merupakan istilah yang digunakan Pakistan untuk membahas organisasi teroris yang berasal dari Provinsi Balochistan.

Baca juga: Tentara Pakistan dan Taliban Terlibat Baku Tembak di Perbatasan, Pemantiknya Serangan Udara ke Kabul

"Selama bentrokan semalaman, 23 putra Pakistan yang berani gugur sambil mempertahankan integritas teritorial negara tercinta kita dari tindakan biadab ini, sementara 29 tentara terluka." lanjut pernyataan ISPR.

Melalui pernyataan tersebut, ISPR menyebut anggota intelijen mereka yang kredibel memerkirakan lebih dari 200 Taliban dan teroris afiliasinya telah dinetralisir, sementara jumlah yang terluka jauh lebih banyak.

ISPR juga menyebutkan pemerintah Afghanistan telah melakukan "tindakan pengecut" dengan melakukan serangan pada malam hari bertujuan untuk mendestabilisasi daerah perbatasan.

"Serangan ini memfasilitasi terorisme dan mewujudkan niat jahat teroris," ungkap pihak ISPR.

Karena tindakan tersebut, ISPR mengatakan bahwa aksi penyerangan balik kepada Afghanistan adalah hal yang dapat dibenarkan.

"Dengan menggunakan hak membela diri, pasukan bersenjata Pakistan yang waspada berhasil menggagalkan serangan tersebut secara tegas di sepanjang perbatasan dan menimbulkan korban besar pada pasukan Taliban dan khawarij afiliasi," kata ISPR.

Pakistan juga memeringatkan pemerintah Taliban untuk menghantikan aksi penyerangan ke perbatasan negaranya.

"Demi kepentingan perdamaian dan keamanan regional, kami menyeru pemerintah Taliban untuk segera mengambil tindakan yang dapat diverifikasi guna melumpuhkan kelompok teroris, antara lain Fitna-al-Khawarij, Fitna-al-Hindustan, dan ISKP/Daesh yang beroperasi dari wilayah mereka."

"Jika tidak, Pakistan akan terus menggunakan haknya untuk membela rakyat dengan terus melumpuhkan target teror." ungkap ISPR.

"Jika pemerintah Taliban terus mendanai kelompok teroris, bersekutu dengan India, demi tujuan jangka pendek mendestabilisasi kawasan, rakyat dan negara Pakistan tidak akan berhenti hingga ancaman terorisme yang berasal dari Afghanistan sepenuhnya dihilangkan." tutup pihak ISPR.

KONPERS MILITER PAKISTAN - Tangkap layar Jenderal Bintang Tiga militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry saat menggelar konferensi pers pada 10 Oktober 2025 melalui media humas ISPR terkait Operasi Anti-Terorisme yang akan diupayakan militer Pakistan
KONPERS MILITER PAKISTAN - Tangkap layar Jenderal Bintang Tiga militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry saat menggelar konferensi pers pada 10 Oktober 2025 melalui media humas ISPR terkait Operasi Anti-Terorisme yang akan diupayakan militer Pakistan (Tangkap layar Youtube ISPR Official)

Awal Mula Bentrok Pakistan dan Afghanistan

Mengenai kronologi baku tembak tersebut, pejabat keamanan Pakistan menuduh pasukan Taliban Afghanistan sebagai pihak yang memicu provokasi dengan menyerang pos-pos pengamanan mereka terlebih dahulu.

Dikutip dari Reuters, Pejabat keamanan Pakistan meyakini bahwa Taliban melakukan serangan di perbatasan sebagai respons atas operasi serangan udara mereka di wilayah Afghanistan.

Klaim Pakistan tersebut diamini oleh Enayatullah Khowarazmi selaku juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan.

Enayatullah menyatakan operasi tersebut merupakan respons balasan atas pelanggaran wilayah udara Afghanistan oleh Pakistan.

Menurutnya, serangan tersebut berakhir pada tengah malam waktu setempat.

"Jika pihak lawan kembali melanggar ruang udara Afghanistan, angkatan bersenjata kami siap mempertahankan wilayah udara dan akan memberikan respons yang kuat," ujar Khowarazmi.

Sebagaimana diketahui, pada Kamis (9/10/2025), ledakan akibat serangan udara terjadi di dua lokasi berbeda di Afghanistan.

Juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, mengonfirmasi pada Kamis bahwa ledakan tersebut terjadi di Kabul dan Provinsi Paktika, wilayah timur Afghanistan.

PERSONEL TALIBAN - Personel keamanan Taliban memeriksa kendaraan yang melewati checkpoint di Kabul, Afghanistan.
PERSONEL TALIBAN - Personel keamanan Taliban memeriksa kendaraan yang melewati checkpoint di Kabul, Afghanistan. (Samiullah Popal / EPA / TASS)

“Ledakan terdengar di kota Kabul, Namun jangan khawatir, semuanya baik-baik saja. Kecelakaan ini sedang diselidiki, dan belum ada laporan korban cedera hingga kini. Sejauh ini, tidak ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi,” ungkap Zabihullah.

Sehari pasca serangan di Kabul dan Paktika, pada Jumat (10/10/2025), Kementerian Pertahanan Afghanistan mengeluarkan pernyataan resmi.

Dalam pernyataan tersebut, Pemerintah Afghanistan menuduh Pakistan sebagai pelaku serangan di kedua lokasi tanpa menyertakan penjelasan lebih detail.

Sumber dari Reuters mengonfirmasi kebenaran tudingan Afghanistan tersebut.

Seorang pejabat keamanan Pakistan menginformasikan kepada Reuters bahwa serangan udara di Kabul dan Paktika dilakukan oleh militer Pakistan.

Serangan ini ditujukan kepada sejumlah pemimpin kelompok militan Taliban Pakistan yang berada di wilayah Afghanistan.

Pakistan juga menyatakan serangan tersebut dilakukan lantaran pemerintah Afghanistan diduga melindungi militan Taliban Pakistan yang bersembunyi di wilayahnya.

Pakistan juga menuduh Afghanistan bersekongkol dengan India dalam membiayai aktivitas terorisme anggota Taliban di luar negeri.

Tuduhan ini juga merujuk pada kunjungan Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi, ke India pada Kamis.

Kunjungan tersebut merupakan langkah pertama pejabat senior Taliban dalam menjalin komunikasi dengan India sejak kelompok tersebut berkuasa di Afghanistan pada 2021.

Terkait tuduhan yang melibatkan negaranya, Pemerintah India turut memberikan pernyataan.

Pemerintah India secara tegas membantah tuduhan tersebut, sedangkan Taliban menyatakan tidak pernah mengizinkan anggotanya menyerang negara lain.

(Tribunnews.com/Bobby)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved