Konflik Palestina Vs Israel
Trump Pasang Badan untuk Israel, Sebut Serangan ke Gaza Tak Ganggu Gencatan Senjata
Trump tegaskan gencatan senjata Gaza tetap berlaku. Ia bela serangan Israel sebagai pembelaan diri sah, sebut tindakan itu demi keamanan Tel Aviv
Ringkasan Berita:
- Donald Trump menegaskan gencatan senjata Gaza tetap berlaku, meski Israel kembali menggempur wilayah tersebut dan menewaskan puluhan warga Palestina.
- Trump membela serangan Israel sebagai tindakan pembelaan diri yang sah, menyebutnya sebagai respons atas serangan Hamas yang menewaskan seorang tentara Israel.
- Sikap pro-Israel Trump mencerminkan kebijakan tradisional AS, yang menempatkan keamanan dan kedaulatan Israel sebagai prioritas utama di tengah konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan gencatan senjata di Jalur Gaza masih berlaku, meskipun Israel kembali melancarkan serangan udara yang menewaskan puluhan warga Palestina.
Pernyataan itu diungkap Trump di atas pesawat kepresidenan Air Force One, saat perjalanan kunjungan kenegaraannya menuju ke Timur Tengah.
Dalam keterangan resminya, ia juga menegaskan tindakan Israel membombardir Jalur Gaza merupakan bentuk pembelaan diri yang sah.
Menurutnya Trump menyatakan Israel memiliki hak untuk melindungi wilayah dan rakyatnya terlebih setelah adanya serangan dari kelompok militan Hamas di dalam “garis kuning”, wilayah yang telah disetujui dalam perjanjian penghentian tembak.
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di beberapa titik di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 26 orang, termasuk warga sipil.
Meski serangan udara yang dilakukan Israel mendapat kecaman luas dari berbagai pihak, Trump menilai insiden tersebut bukanlah tanda gagalnya gencatan senjata, melainkan reaksi spontan terhadap ancaman keamanan yang nyata.
“Setahu saya, mereka menembak mati seorang tentara Israel. Jadi Israel membalas, dan mereka seharusnya membalas. Ketika itu terjadi, mereka memang berhak melakukannya,” ujar Trump kepada wartawan, dikutip Reuters.
“Tidak ada yang akan membahayakan gencatan senjata. Israel hanya membalas karena diserang terlebih dahulu. Itu bentuk pertahanan diri yang sah.” jelas Trump.
Hamas Bantah Langgar Gencatan Senjata
Merespons tuduhan Israel, Hamas dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Baca juga: Hamas dan Faksi Lain Setuju Komite Palestina Ambil Alih Gaza
Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan tetap berkomitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata dan menolak bertanggung jawab atas serangan di Rafah, Gaza Selatan.
Perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober 2025 tersebut menandai berakhirnya konflik berdarah dua tahun terakhir yang dipicu oleh serangan besar Hamas pada 7 Oktober 2023, menewaskan ribuan warga Israel dan Palestina.
Sikap Pro-Israel yang Konsisten
Sikap Trump kali ini menegaskan kembali posisi tradisional Amerika Serikat yang pro terhadap Israel, terutama dalam konteks konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
Selama karier politiknya, Donald Trump dikenal menempatkan dukungan kuat terhadap Israel sebagai salah satu pilar kebijakan luar negerinya.
Pernyataan terbarunya yang membenarkan serangan balasan Israel di Gaza mempertegas kesinambungan itu: Trump menilai tindakan militer Israel sebagai upaya melindungi kedaulatan dan keselamatan warganya, bukan sekadar respons agresif.
Sikap seperti ini mencerminkan tradisi kebijakan AS yang lebih condong pada pembelaan hak-hak keamanan Israel di tengah ancaman dari kelompok bersenjata di Gaza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.