Selasa, 14 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Terbitkan Nama 20 Sandera Israel yang Akan Dibebaskan Hari Ini

Setelah para sandera dibebaskan Hamas, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina.

Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
Kolase Facebook via New York Post
SANDERA ISRAEL - Tangkapan gambar kolase sandera Israel yang akan dibebaskan Hamas. Hamas resmi menerbitkan nama 20 sandera hidup dari Israel yang akan dibebaskan pada Senin hari ini (13/10/2025) 

Hamas bermaksud menunjukkan kesiapan berkolaborasi dalam proses perdamaian yang diinisiasi Washington dan Kairo, tanpa perlu hadir langsung di forum tersebut.

Dalam pernyataannya, juru bicara Hamas menyebut bahwa kelompoknya “bertindak melalui mediator Qatar dan Mesir” dan tidak akan ikut serta secara resmi dalam KTT tersebut.

Alasan Hamas Percayai Proposal Trump

Langkah Hamas yang mau mengikuti proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi sorotan banyak pihak.

Hal ini terjadi lantaran dalam salah satu poin kesepakatan yang difasilitasi AS, Hamas diwajibkan menyerahkan seluruh sandera yang ditahan di Gaza.

Keputusan ini diambil tanpa adanya kesepakatan tertulis terkait penarikan total pasukan Israel, melainkan hanya mengandalkan jaminan lisan, khususnya dari Presiden AS Donald Trump.

Kesepakatan yang berlaku mulai Jumat (10/10/2025) ini dinilai sebagai "judi politik" oleh sejumlah pejabat Hamas sendiri.

Menurut laporan Al Arabiya, dua pejabat Palestina mengungkapkan bahwa perubahan sikap Hamas terhadap Trump—yang sebelumnya mereka juluki sebagai rasis dan "resep kekacauan"—dipicu oleh sebuah panggilan telepon krusial pada September lalu. 

Dalam panggilan yang disiarkan luas tersebut, Trump dilaporkan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta maaf kepada Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, terkait serangan Israel terhadap kompleks perumahan tempat tinggal pemimpin politik Hamas di Doha.

Meskipun serangan tersebut gagal menewaskan pejabat Hamas, penanganan Trump terhadap insiden itu diyakini Hamas sebagai bukti kemampuannya bersikap tegas terhadap Netanyahu serta keseriusannya mengakhiri perang di Gaza.

Seorang pejabat senior Gedung Putih menyebut, insiden Qatar itu sebagai titik balik signifikan yang menyatukan dunia Arab.

Janji publik Trump bahwa serangan serupa oleh Israel terhadap Qatar tidak akan terulang dinilai telah meningkatkan kredibilitasnya di mata Hamas dan aktor regional lainnya.

Kesepakatan gencatan senjata ini dicapai setelah perundingan tidak langsung yang alot di resor Laut Merah, Sharm al-Sheikh, Mesir.

Kehadiran orang-orang terdekat Trump, seperti menantu dan utusan AS Jared Kushner dan Steve Witkoff, serta para tokoh regional lainnya seperti Kepala Intelijen Turki Ibrahim Kalin, memberikan keyakinan yang cukup bagi Hamas untuk menandatangani perjanjian tersebut.

Namun, dua pejabat Hamas mengakui kepada Reuters bahwa kelompok itu tidak menerima jaminan tertulis formal yang didukung mekanisme penegakan hukum spesifik.

"Sejauh yang kami ketahui, perjanjian ini mengakhiri perang," ujar salah seorang pejabat Hamas, dikutip dari Reuters.

(Tribunnews.com/Bobby/Whiesa)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved