Konflik Rusia Vs Ukraina
AS dan Rusia Diam-diam Susun Proposal Baru, Minta Ukraina Menyerah
Sebuah laporan menyebutkan AS dan Rusia diam-diam menyusun proposal perdamaian baru untuk akhiri perang di Ukraina, termasuk minta Kyiv menyerah.
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dan Rusia dikabarkan diam-diam menyusun rencana baru untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Rencana tersebut mencakup syarat agar Ukraina menyerahkan wilayah yang diduduki Rusia.
Ukraina juga diminta secara ketat membatasi jumlah militernya.
Rancangan rencana tersebut, kabarnya disusun oleh utusan Donald Trump, Steve Witkoff, dan penasihat Kremlin, Kirill Dmitriev.
Sumber itu mengatakan negosiasi dipercepat minggu ini karena pemerintah AS merasa Kremlin telah mengisyaratkan kembali keterbukaannya terhadap kesepakatan.
"Sekretaris Angkatan Darat Dan Driscoll dan delegasi tingkat tinggi Pentagon tiba pagi ini di Ukraina dalam misi pencarian fakta untuk bertemu dengan pejabat Ukraina dan membahas upaya untuk mengakhiri perang," kata Juru Bicara Angkatan Darat Kolonel Dave Butler dalam sebuah pernyataan, Rabu (19/11/2025), dikutip dari CNN.
Rencana itu kemungkinan akan dipandang sebagai bentuk penyerahan diri di Ukraina.
Laporan itu mengutip sumber tanpa nama yang mengetahui rancangan tersebut, dikutip dari The Guardian.
Update Perang Rusia dan Ukraina
Perang Rusia dengan Ukraina memasuki hari ke-1.366 pada Kamis (20/11/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Perang Rusia–Ukraina berakar pada ketegangan panjang sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Baca juga: Diintai Kapal Rusia, Inggris Siap Eskalasi setelah Pilotnya Disorot Laser
Sebagai negara yang baru merdeka, Ukraina terus bergulat dengan Rusia dalam isu perbatasan, identitas nasional, dan arah politik luar negerinya—antara mempertahankan kedekatan dengan Moskow atau membangun hubungan lebih kuat dengan Barat.
Situasi memuncak pada 2014 setelah Revolusi Maidan menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych yang dikenal pro-Rusia.
Pemerintahan baru di Kyiv segera menjajaki kerja sama lebih erat dengan negara-negara Barat, langkah yang dipandang Moskow sebagai ancaman langsung terhadap pengaruh strategisnya di kawasan.
Tak lama berselang, Rusia mencaplok Krimea dan memberikan dukungan militer bagi kelompok separatis di Donetsk dan Luhansk, memicu konflik berkepanjangan di wilayah Donbas.
Ketegangan mencapai titik kritis pada Februari 2022 ketika Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.