Sabtu, 22 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS dan Rusia Diam-diam Susun Proposal Baru, Minta Ukraina Menyerah

Sebuah laporan menyebutkan AS dan Rusia diam-diam menyusun proposal perdamaian baru untuk akhiri perang di Ukraina, termasuk minta Kyiv menyerah.

Editor: Nuryanti
Foto: Sergei Bobylev, RIA Novosti/Kremlin
PUTIN KE ALASKA - Foto diunduh dari website Kremlin, Jumat (12/9/2025) memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) di Alaska pada Jumat, 15 Agustus 2025. -- Pada 19 November 2025, AS dan Rusia dikabarkan menyusun proposal perdamaian baru untuk mengakhiri perang di Ukraina. 
Ringkasan Berita:
  • Sejumlah media Barat melaporkan bahwa AS dan Rusia menyusun rencana baru untuk proposal perdamaian.
  • Baik AS maupun Rusia belum merespons berita tersebut.
  • Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.366 ketika serangan Rusia menewaskan 26 orang di Ternopil.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dan Rusia dikabarkan diam-diam menyusun rencana baru untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Rencana tersebut mencakup syarat agar Ukraina menyerahkan wilayah yang diduduki Rusia.

Ukraina juga diminta secara ketat membatasi jumlah militernya.

Rancangan rencana tersebut, kabarnya disusun oleh utusan Donald Trump, Steve Witkoff, dan penasihat Kremlin, Kirill Dmitriev.

Sumber itu mengatakan negosiasi dipercepat minggu ini karena pemerintah AS merasa Kremlin telah mengisyaratkan kembali keterbukaannya terhadap kesepakatan.

"Sekretaris Angkatan Darat Dan Driscoll dan delegasi tingkat tinggi Pentagon tiba pagi ini di Ukraina dalam misi pencarian fakta untuk bertemu dengan pejabat Ukraina dan membahas upaya untuk mengakhiri perang," kata Juru Bicara Angkatan Darat Kolonel Dave Butler dalam sebuah pernyataan, Rabu (19/11/2025), dikutip dari CNN.

Rencana itu kemungkinan akan dipandang sebagai bentuk penyerahan diri di Ukraina

Laporan itu mengutip sumber tanpa nama yang mengetahui rancangan tersebut, dikutip dari The Guardian.

Update Perang Rusia dan Ukraina

Perang Rusia dengan Ukraina memasuki hari ke-1.366 pada Kamis (20/11/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Perang Rusia–Ukraina berakar pada ketegangan panjang sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.

Baca juga:  Diintai Kapal Rusia, Inggris Siap Eskalasi setelah Pilotnya Disorot Laser

Sebagai negara yang baru merdeka, Ukraina terus bergulat dengan Rusia dalam isu perbatasan, identitas nasional, dan arah politik luar negerinya—antara mempertahankan kedekatan dengan Moskow atau membangun hubungan lebih kuat dengan Barat.

Situasi memuncak pada 2014 setelah Revolusi Maidan menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych yang dikenal pro-Rusia.

Pemerintahan baru di Kyiv segera menjajaki kerja sama lebih erat dengan negara-negara Barat, langkah yang dipandang Moskow sebagai ancaman langsung terhadap pengaruh strategisnya di kawasan.

Tak lama berselang, Rusia mencaplok Krimea dan memberikan dukungan militer bagi kelompok separatis di Donetsk dan Luhansk, memicu konflik berkepanjangan di wilayah Donbas.

Ketegangan mencapai titik kritis pada Februari 2022 ketika Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina.

Rusia mengklaim operasi tersebut bertujuan membasmi ekstremisme di Kyiv, melindungi warga etnis Rusia di Donbas, serta mencegah Ukraina masuk ke dalam aliansi NATO. 

Kyiv merespons dengan mendapatkan dukungan signifikan berupa persenjataan dan bantuan militer dari Amerika Serikat dan negara-negara anggota NATO.

Hingga kini, perang antara kedua negara bertetangga itu masih berlangsung dengan perkembangan terbaru sebagai berikut.

  • Serangan Rusia Hujani Ternopil, 26 Orang Tewas

Serangan Rusia di Ternopil menewaskan 26 orang termasuk tiga anak-anak.

Selain itu, 93 orang lainnya terluka termasuk 18 anak-anak. 

"Pekerjaan tidak akan berhenti di malam hari: seluruh unit akan terus membersihkan puing-puing dan memberikan bantuan kepada para korban. Petugas kepolisian akan memantau pemeliharaan ketertiban umum dan mencegah penjarahan," demikian bunyi laporan Layanan Darurat Ukraina, Rabu (19/11/2025).

Sementara itu di wilayah Sumy, pertahanan udara Ukraina menembak 61 pesawat nirawak Rusia.

  • Ukraina Ingin Lanjutkan Pertukaran Tahanan 

Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan harapan bahwa pada akhir tahun 2025, Ukraina akan dapat melanjutkan pertukaran tahanan dengan pihak Rusia.

Ia optimis dapat melakukan hal tersebut setelah bertemu Presiden Turki Erdogan, mitra penting dalam negosiasi dengan Rusia.

"Kami berusaha keras untuk melanjutkan pertukaran. Pertukaran tahanan untuk memulangkan warga sipil dan militer Ukraina yang ditahan Rusia. Termasuk tahanan politik dan agama Tatar Krimea. Tentu saja, kami sedang berupaya untuk memulangkan anak-anak Ukraina kami. Kami memiliki platform untuk ini," katanya dalam konferensi pers dengan Presiden Turki Erdogan, Rabu.

Presiden Ukraina menegaskan proses negosiasi harus dilanjutkan. 

"Sekarang banyak proses telah diaktifkan. Kami berusaha memastikan bahwa semua kegiatan ditujukan khusus untuk perdamaian, keamanan yang terjamin. Perang harus diakhiri. Tidak ada alternatif selain perdamaian. Rusia harus menyadari bahwa tidak boleh ada imbalan untuk perang, untuk pembunuhan," jelasnya.

Tahun ini, kedua negara yang berperang itu telah melakukan tiga kali pertukaran tahanan, membebaskan lebih dari 5.000 orang Ukraina dan 1.200 orang Rusia.

Pertukaran itu terjadi setelah kedua pihak menyepakati perjanjian pertukaran yang ditengahi Turki dan Amerika Serikat, lapor Suspilne.

  • Ukraina Pecat 2 Menteri terkait Korupsi

Parlemen Ukraina, Verkhovna Rada Ukraina, mengonfirmasi pemecatan Svitlana Hrynchuk dari jabatan Menteri Energi pada Rabu kemarin.

Setidaknya, 315 deputi mendukung keputusan tersebut, menurut laporan Modern.az.

Svitlana Hrynchuk mengajukan pengunduran dirinya pada 12 November di tengah skandal korupsi yang mencuat di sektor energi. 

Ia menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran hukum dalam kegiatannya.

Sebelumnya, Verkhovna Rada juga mengonfirmasi pemecatan Menteri Kehakiman German Galushchenko, yang didukung 323 deputi.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved