Kisah Korban Rokok
Saya Bernafas dari Leher, Bukan dari Lubang Hidung
Racun rokok menggerogoti pita suara Edison Siahaan. Kini dia bernafas dari lubang buatan di leher, bukan dari hidung.
Penulis:
Agung Budi Santoso

Laporan Wartawan Tribunnews, Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nestapa yang dialami mantan penyanyi, Edison Siahaan, akibat racun asap rokok cukup menyedihkan.
Ia tidak hanya kehilangan pita suaranya akibat kanker laring, tapi juga fungsi hidungnya. Sekarang, Edison bernafas lewat lubang di lehernya, bukan lewat hidungnya. Saat menuturkan kesedihannya kehilangan pita suara, Edison sempat memperlihatkan lubang buatan di leher yang dia sebut sebagai jelmaan hidung barunya itu.
Tapi ketika Tribunnews hendak memotret lubang di leher yang dia tutupi dengan kain putih itu, mantan penyanyi berdarah Batak itu mendadak menolak.
"Cukup dilihat, tapi jangan dipotret," tegasnya, saat bersaksi di sela workshop "Suara Korban Rokok" yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, akhir pekan lalu.
Edison cuma satu dari puluhan orang yang terkena kanker laring sebagai akibat dari racun asap rokok. Karena pita suaranya digerogoti kanker laring, kini suaranya mirip robot, kurang jelas, dan terdengar terputus-putus.
Praktis karirnya sebagai penyanyi kafe tamat. Bukan cuma itu, suaranya yang mirip robot membuat orang lain bereaksi aneh-aneh ketika bertelepon dengan dirinya.
"Pernah saya menelepon abang saya, yang terima pembantu. Dia bilang, suaranya jangan dibikin aneh- aneh deh, kayak ibu-ibu saja. Padahal itu suara asli saya, dikiranya saya main-main, " kenangnya.
Kini Edison aktif berkampanye melawan rokok melalui Perhimpunan Wicara Esofagus (PWE). Di organisasi itu, Edison menjabat sebagai ketua, dan aktif menyuarakan bahaya rokok bagi kesehatan.
Berita terkait