Kamis, 2 Oktober 2025

Rima Melati dan Trauma Merokok

Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan

Honor menggiurkan ditolak mentah-mentah oleh aktris senior Rima Melati sepanjang disuruh akting merokok. Mengapa?

Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan - satusatu.jpg
TRIBUNNEWS.COM/ AGUNG BUDI SANTOSO
Aktris senior Rima Melati dan Widyawati. Dua-duanya pernah merokok di masa lalu, tapi kini sudah stop total demi kesehatan.
Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan - empat.jpg
TRIBUNNEWS.COM/ ISMANTO
Aktris senior Rima Melati dan suaminya, Frans Tumbuan. Sang suami ikut stop total merokok setelah Rima dirongrong kanker payudara dan kanker usus di masa lalu.
Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan - tigatiga.jpg
TRIBUNNEWS.COM/ AGUNG BUDI SANTOSO
Pernah dirongrong kanker payudara akibat rokok, kini Rima Melati segar bugar di masa senjanya karena stop kebal-kebul batang tembakau dan ditunjang gaya hidup sehat.
Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan - tiga.jpg
TRIBUNNEWS.COM/ AGUNG BUDI SANTOSO
Rima Melati sangat mensyukuri nikmat sehat berkat stop merokok dan rajin mengonsumsi jus buah kaya antioksidan seperti jus wortel dan jus apel.

Kebencian aktris film Cintaku di Rumah Susun ini kepada lintingan tembakau berbanding terbalik dengan masa mudanya yang bergelimang asap rokok saban harinya. Rima bertutur, ia berkenalan dengan rokok sudah sejak usia 16 tahun atau sekitar tahun 1955. Faktor lingkungan dan keluarga memang sangat menjerumuskan wanita kelahiran 22 Agustus 1939 itu menjadi pecandu rokok.

"Ibu saya (Non Kawilarang) saja seorang perokok," kenang perempuan yang hobi berenang dan minum jus wortel itu.

Kegemarannya dengan batang tembakau makin menjadi-jadi ketika dirinya berkenalan dengan dunia akting alias jadi bintang film layar lebar. Terlebih dia juga larut dalam karir yang berkaitan dengan dunia malam, yakni sebagai vokalis grup musik The Baby Dolls.

"Anda tahu kan, mana ada dunia malam tanpa rokok?" tuturnya. Rima ingat banget, saat itu rokok kesukaannya, kalau jenis kretek mereknya adalah Djisamsoe. Sementara rokok putihnya Dunhill. Di kala sedang capek berat atau dalam tekanan stres ia menjadikan rokok sebagai pelarian. Saking asyiknya, kebal-kebul asap rokok seharian di lokasi syuting, tak terasa ia menghabiskan dua bungkus.

Satu bungkus rokok isinya 20 batang. Artinya sepanjang hari, ia 'membakar' saluran pernafasan dan paru-parunya dengan 40 batang tembakau bernikotin itu. Tak ada yang mengingatkan bahaya rokok saat itu, termasuk keluarga dan kru syuting. "Gimana mau ngingetin, wong mereka justru yang nulari saya? Hahaha," kenang Rima sembari terbahak.

Apalagi tata niaga rokok pada tahun 1960-an hingga era 1980-an sangat longgar. Tidak ada ketentuan kadar tar dan nikotin tertentu yang diberlakukan seperti waktu ini. Ini berbeda jauh dengan kondisi saat ini. Rima melihat sekarang ini masyarakat sudah banyak di-warning dengan catatan bahaya rokok terhadap kejantanan lelaki (ancaman impotensi) maupun janin di kandungan.

"Dulu, jangankan ada peringatan kayak begitu, artis-artis saja banyak yang rebutan jadi bintang iklan rokok. Sekarang kan banyak yang nggak mau (jadi bintang iklan rokok) biar dibayar gede," ujar artis serba bisa (penyanyi, aktris, sutradara dan mantan model) ini.

Frans Tumbuan, sang suami tercinta, membenarkan kalau Rima memang lebih banyak ketularan merokok karena faktor lingkungan kerja, yakni tempat syuting.  Saya pun dulu merokok. Tapi seperti dia (Rima Melati) sekarang sudah tobat dan nggak mau ikut-ikutan. Apalagi sudah umur,” tutur aktor yang menikahi Rima tahun 1973 itu.

Di tempat terpisah, sahabat dekat Rima yakni aktris Widyawati mengakui pernah melihat dari dekat masa-masa seniornya itu kecanduan rokok. Widyawati tahu persis karena beberapa judul film yang disutradarai almarhum suaminya, Sophan Sophiaan, dibintangi oleh Rima Melati.

 Saya tidak berani mengingatkan beliau efek buruk rokok, karena kan saya lebih muda? Sungkan rasanya menegur senior,” kenang Widyawati kepada Tribunnews. Yang dia lakukan saat itu sebatas mendengar curhatan sang senior yang merasa kesehatannya menurun akibat nikotin rokok.

"Lagipula, saya dulu juga perokok. Tapi saya putuskan stop ngebul karena saking sungkannya pada suami yang sangat benci rokok," kenangnya.

Bukan Cuma Rokok, Juga Minum-minum

Diwawancarai mendetil tentang masa lalunya sebagai korban rokok, Rima Melati pun penasaran. "Anda sendiri merokok nggak sih? Apakah karena masuk rumah saya lalu nggak merokok?" katanya dalam nada penasaran.

Ketika dijawab bahwa Tribunnews kebetulan bukan seorang perokok, Rima Melati lantas mengusap dada isyarat lega. "Syukurlah, berarti kita bicaranya bisa chemistry (nyambung)," ujarnya. Di meja tamu rumahnya memang tak tampak asbak, tak tampak pula bungkus rokok. Meski demikian, ia juga merasa tak perlu memasang tanda larangan bertuliskan "Dilarang Merokok!"

Rima yakin semua tamu-tamunya menghormati kapasitas dirinya sebagai aktivis Yayasan Indonesia Tanpa Tembakau (YITT) serta Ketua Umum Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ). Rima bertutur, bukan cuma rokok yang menghancurkan kesehatannya di masa lalu, tapi juga minuman keras (miras).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved