Jumat, 3 Oktober 2025

Rima Melati dan Trauma Merokok

Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan

Honor menggiurkan ditolak mentah-mentah oleh aktris senior Rima Melati sepanjang disuruh akting merokok. Mengapa?

Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan - satusatu.jpg
TRIBUNNEWS.COM/ AGUNG BUDI SANTOSO
Aktris senior Rima Melati dan Widyawati. Dua-duanya pernah merokok di masa lalu, tapi kini sudah stop total demi kesehatan.
Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan - empat.jpg
TRIBUNNEWS.COM/ ISMANTO
Aktris senior Rima Melati dan suaminya, Frans Tumbuan. Sang suami ikut stop total merokok setelah Rima dirongrong kanker payudara dan kanker usus di masa lalu.
Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan - tigatiga.jpg
TRIBUNNEWS.COM/ AGUNG BUDI SANTOSO
Pernah dirongrong kanker payudara akibat rokok, kini Rima Melati segar bugar di masa senjanya karena stop kebal-kebul batang tembakau dan ditunjang gaya hidup sehat.
Akting Merokok, Rima Melati Tolak Bayaran Menggiurkan - tiga.jpg
TRIBUNNEWS.COM/ AGUNG BUDI SANTOSO
Rima Melati sangat mensyukuri nikmat sehat berkat stop merokok dan rajin mengonsumsi jus buah kaya antioksidan seperti jus wortel dan jus apel.

Rokok dan miras bagaikan surga pelariannya di saat-saat dirinya dalam tekanan pekerjaan, mulai dari padatnya jadwal syuting, manggung sebagai penyanyi serta melenggang sebagai peragawati di atas catlwalk. Semua itu didukung dengan kemudahan dirinya mencari duit di panggung hiburan, terutama pada era ra 1960-an hingga 1980-an.

Begitu usai syuting, menyanyi, atau manggung sebagai model dan mendapatkan banyak duit, Rima muda bersama teman-temannya kemudian berhura-hura di kafe-kafe. Di sana, rokok dan miras seolah sudah jadi 'satu paket surga' dunia. Karena lepas kontrol, kerak tar dan nikotin dalam tubuhnya seolah terus menimbun sampai akhirnya memicu kanker usus.
    
"Awalnya kanker usus. Begitu sembuh, eh, saya divonis kanker payudara. Ya Tuhan!" cerita aktris yang beberapa kali meraih predikat Pemeran Pembantu Wanita (Supporting Actress) Terbaik, antara lain dalam film "Kupu-Kupu Putih" (1984), "Tinggal Landas buat Kekasih" (1985), "Pondok Cinta", (1986), "Biarkan Bulan Itu" (1987) dan "Arini II (Masih Ada Kereta yang Akan Lewat) (1989).

Vonis dokter itu langsung membuatnya syok! Apalagi saat itu tanda-tanda fisik hadirnya kanker itu makin menyiksa dirinya. Badan lemah, muka pucat dan rambutnya banyak yang rontok dan mengering.

Ia bak disambar geledek lantaran kaget mendengar vonis dirinya sudah terjangkit kanker payudara stadium 3 B alias nyaris sangat akut! Ia pun memutuskan total berhenti merokok di awal 1989. Karirnya pun sempat mandeg demi menjalani pengobatan.

Tapi kanker payudara kadung menggerogoti payudaranya. Puncaknya, di akhir 1989 ia harus menyerah di meja bedah medis untuk menjalani operasi kanker payudara.  "Saya langsung bertobat kepada Tuhan. Betapa nakalnya saya waktu itu. Sudah jadi perokok, minum-minum lagi," kenangnya. Tapi buatnya, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri.

Namun kesaksian Rima melati yang menyebut rokok sebagai pemicu kanker payudara itu belakangan mendapat bantahan keras dari pihak-pihak yang pro tembakau.

Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) misalnya, melancarkan protes keras ketika Rima Melati dihadirkan sebagai saksi korban rokok dalam uji materi Undang-undang Kesehatan di Mahkamah Konstitusi pada awal 2011 lalu. AMTI menyebut belum cukup bukti bahwa rokok adalah biang kerok utama pemicu kanker payudara yang pernah diderita aktris tiga zaman itu

 Saya marah mendengar protes seperti itu! Pabrik rokok saja mencantumkan peringatan risiko kanker dalam kemasan produknya, kok ini ada pihak yang meragukan kesaksian saya?” ujar Rima, geram.

Dari berbagai referensi yang ditelusuri Tribunnews, ditemukan penjelasan ilmiah yang menguatkan testimoni Rima Melati tentang kaitan merokok dan efeknya dalam memicu kanker payudara.  

Seperti diketahui, tingginya tingkat hormon estrogen dan androgen sangat berpengaruh terhadap risiko munculnya kanker payudara dan endometrium, serta diabetes tipe 2. Publikasi laporan Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism edisi Oktober 2011 lalu menyebut temuan itu berdasar fakta survey  pemeriksaan sampel darah pada 2.030 wanita menopause berusia 55-81 tahun.

Dari penelitian itu terungkap bahwa wanita perokok cenderung memiliki tingkat sirkulasi hormon androgen dan estrogen yang lebih tinggi dibandingkan mantan perokok dan mereka yang tidak pernah merokok.

 Peningkatan kadar hormon seks pada mereka yang merokok menunjukkan bahwa, asap rokok selain mempunyai efek langsung beracun dan karsinogenik, juga dapat memengaruhi risiko penyakit kronis melalui mekanisme hormonal," kata Judith Brand, dari University Medical Center Utrecht di Belanda seperti dilansir Kompas.com.

Penelitian di Inggris memperkuat asumsi itu. Tim Ilmuwan dari St Gallen Canton Hospital, Switzerland, menemukan fakta bahwa kanker payudara cenderung lebih mudah berkembang pada kaum perempuan meskipun mereka tidak merokok sesering dan sebanyak kaum Adam.

Fakta itu terungkap lewat penelitian terhadap 683 pasien.  Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan terhadap tembakau yang merupakan penyebab kanker, ” ujar Dr Martin Frueh, anggota tim dalam peneliti.  (Agung Budi Santoso/Bagian V/Selesai)

Berita terkait Rima Melati dengan topik serupa

Klik berita dengan topik dan narasumber serupa di koran digital TRIBUN JAKARTA

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved