Jenis Penyakit Tak Menular Justru Pembunuh Nomor Satu
Jenis penyakit tidak menular justru menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia maupun dunia.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Jangan pernah berpikir bahwa jenis penyakit menular adalah pembunuh nomor satu.
Justru sebaliknya. Data yang dilansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, penyakit tidak menular justru menjadi biang kerok kematian tertinggi di seluruh penjuru dunia dengan lebih dari 36 juta kematian pada tahun 2008.
Akibatnya, dua dari setiap tiga kematian di dunia dikarenakan oleh penyakit tidak menular. Di Indonesia, penyakit tidak menular diperkirakan menyebabkan 64 persen tingkat kematian.
Selain penyakit tidak menular, penyakit kelainan pada jantung menjadi penyebab kematian tertinggi dengan jumlah 30 persen, diikuti oleh kanker dengan jumlah 13 persen.
Sebagai dampak dari meningkatnya jumlah penderita penyakit tidak menular, ditambah dengan populasi yang menua, kematian tahunan diproyeksikan akan terus meningkat di seluruh dunia.
Penyakit tidak menular mempengaruhi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dan menyumbang 80 persen dari kematian dalam skala global. Peningkatan terbesar dari kasus diharapkan akan terlihat pada daerah berpenghasilan rendah dan menengah.
Pertumbuhan pesat penyakit tidak menular di diperkrakan akan menghambat inisiatif pengentasan kemiskinan di negara-negara berpenghasilan rendah akibat meningkatkan biaya rumah tangga yang berhubungan dengan kesehatan.
"Diramalkan jumlah kematian dari penyakit tidak menular akan terus meningkat secara bermakna pada tahun-tahun mendatang. Walaupun infra-struktur pelayanan kesehatan mengalami kemajuan yang pesat, tetapi kebutuhan layanan untuk penyakit tidak menular belum dapat terpenuhi karena jumlah penderitanya yang terus meningkat.
Dibutuhkan tindakan dan metode yang tepat untuk mengendalikan dan mencegah penyakit tidak menular serta mitigasi dampaknya" kata Dr. Wasista Budiwaluyo, MHA, Senior Advisor, RS Ciputra dalam keterangannya, Senin (26/11/2012).
Jika tidak berhasil dicegah dan dikelola, penyakit tidak menular akan menjadi masalah yang paling mahal yang akan dihadapi oleh sistem kesehatan. Kerugian dalam output ekonomi global yang diakibatkan oleh NCD akan berjumlah US$ 47 juta, atau 5 persen dari GDP, pada 2030.
Serupa dengan negara - negara Asia Tenggara lainnya, prioritas utama mengentaskan penyakit tidak menular di Indonesia adalah melalui pendidikan penyuluhan dan pelayanan pendukung yang dapat menurunkan insiden penyakit - penyakit yang dapat dicegah.
Penyakit tidak menular dapat dikurangi melalui intervensi penting yang dapat disampaikan melalui pendekatan kesehatan primer dalam memperkuat pendeteksian dini dan pengobatan yang tepat waktu. Bukti menunjukkan bahwa intervensi tersebut adalah investasi ekonomi yang sangat baik karena, jika diterapkan pada pasien dari awal akan mengurangi kebutuhan untuk perawatan yang jauh lebih mahal di kemudian hari.
Bersama dengan negara lainnya di Asia Tenggara, Indonesia bertujuan mengurangi laju pertumbuhan penyakit tidak menular. Indonesia telah mengadopsi strategi global WHO dalam pencegahan dan pengendalian dan saat ini sedang mengembangkan Rencana Strategis Nasional penyakit tidak menular 2011-2016, yang membutuhkan keterlibatan kolaboratif dari pemerintah, LSM dan semua pihak yang terkait.
Wayne Spittle , Senior Vice President dan Commercial Leader Philips Healthcare di Asia Pasifik menyatakan saat ini kita sedang berada di tengah transisi epidemiologi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan kita perlu bersatu dan mempertimbangkan solusi baru dan inovatif dalam mengendalikan dan mencegah.