Senin, 6 Oktober 2025

Terapi Lintah di Jambi Mulai Banyak Diminati

"Tiba-tiba orang datang dari Medan, Mandi angin dan tempat lain. Saya juga tak tahu mereka tahu dari mana. Ndak pernah pasang-pasang iklan," ujarnya.

Editor: Hasanudin Aco
Kompasiana (Kompas.com)
Ilustrasi lintah 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Jaka HB

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Dari pagi Anto bersama istrinya mengantarkan Latief ke Jambi. Anto adalah warga Mandiangin dan Latief (64) adalah bapaknya yang sedang sakit rematik, mereka ke Jambi bertujuan untuk berobat.

Mereka pergi berempat mmenggunakan mobil, Kamis (28/8/2014) dan pukul 11.30 mereka sampai di lorong Alamanda 3, di seberang RSUD H Abdul Manaf Kota Jambi. Latief dan istrinya langsung duduk di rumah Sartini atau kerap dipanggil Tini (48).

Tini adalah warga Mayang yang sejak 2008 dapat melakukan pengobatan alternatif lewat media lintah. Sambil duduk diatas tikar sembari ngobrol suami Tini membantu menempelkan lintah di kaki Latief.

Pukul 12.00 hari itu ada 5 orang yang sedang menjalani terapi lintah. Pasien-pasien Tini ini hanya mendengar terapi ini dari mulut ke mulut.

"Tiba-tiba orang datang dari Medan, Mandi angin dan tempat lain. Saya juga tak tahu mereka tahu dari mana. Ndak pernah pasang-pasang iklan," ujarnya.

Tini tak mau dirinya dipublikasi karena bakal ramai sekali rumahnya. Awalnya ia tak mau menerima pasien dalam terapi lintah ini.

Sejak 1999, Tini terkena Glukoma. Bagian kantung matanya membesar dan ditambah sakit gula. "Hampir buta dulu," ujarnya.

Namun dekat-dekat 2008 ia mendapat informasi tentang terapi lintah. Serta merta ia mempelajari terapi ini. "Awalnya memang untuk diri sendiri," ungkapnya.

Ia sempat jadi pasien terapi lintah di Jakarta. "Kalau di Jakarta dokternya dipanggil ke rumah," katanya.

Setelah itu ia juga mengaku membaca-baca buku tentang terapi lintah dan alhirnya mencoba sendiri.

Ia memperlihatkan fotonya waktu di terapi, di kantung matanya menempel 4 lintah.

"Awalnya suka pening dan penglihatan sudah berkurang. Tapib setelah beberapa kali ia melakukannya sendiri akhirnya sembuh," kenangnya.

Sebelumnya ia menjalani pengobayan-pengobatan alternatif seperti akupuntur bekam dan lain sebagainya. Namun saat pengobatan dengan lintah inilah ia sembuh.

"Sembuh nian tu tidak, tapi yo sekarang mata sudah awas. Dulu kan sempat make kacomato tapi sekarang idak. Dulu kadang tulisan yang kito tulis tu be baconyo agak susah, dak nampak," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved