Ramadan 2016
Hasil Riset Membuktikan Puasa Menyehatkan Otak
Hasil riset bahkan membuktikan, berpuasa menyehatkan otak.
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
"Adrenalin memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial, serta menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin menambah pembentukan Kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Itu semua meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, jantung, dan otak, seperti jantung koroner dan stroke," paparnya.
Otak sebagai permata
Jumlah sebanyak 60 artikel tentang kesehatan yang terangkum dalam buku 60 Fakta Kesehatan Mutakhir turut menandai dies natalis ke-60 Unhas yang dirayakan pada tahun ini.
Buku tersebut secara praktis mengupas beragam hal mengenai kesehatan hingga bagaimana mengidentifikasi gejala penyakit serta pengobatannya.
Sebelumnya, Taruna telah menulis buku Ilmu Neurosains Modern dan Mutiara Pengetahuan Kedokteran Modern.
Peluncuran buku 60 Fakta Kesehatan Mutakhir diawali dengan pidato sains "Millennium Otak dan Kemajuan Peradaban Manusia". Dalam orasinya, Taruna menegaskan bahwa otak merupakan permata dari mahkota tubuh manusia.
"Dengan kekuatan dan keajaiban otak, manusia bisa menemukan berbagai hal yang dapat dinikmati saat ini, mulai dari tingkat molekuler atau atom hingga kemampuan manusia menembus tata surya," jelasnya.
Taruna mengemukakan, saat ini para ilmuwan neurosains sedang berupaya mengungkap misteri sirkuit pemetaan otak manusia.
Pemetaan yang dilakukan berupa networking antara sel-sel syaraf di otak dalam menjalankan fungsinya, misalnya fungsi berpikir, koordinasi, regulasi terhadap berbagai organ tubuh lainnya, termasuk dalam hal fungsi kepemimpinan, sosiokultural, dan seterusnya.
Jika pemetaan sistem sirkuit neurosains tersebut dapat dituntaskan seperti pada proyek pemetaan gen-gen dalam tubuh manusia, maka dampak penemuan tersebut akan berpengaruh luar biasa terhadap kehidupan umat manusia pada masa depan.
Taruna menyebutkan, contoh pengaruh tersebut berupa kemampuan untuk mencegah dan mengobati berbagai kelainan akibat penyakit-penyakit otak, seperti skizofrenia, alzhaemar, kecacatan memori, autisme, parkinson, kekacauan psikologis, hingga kecenderungan-kecenderungan bertindak kriminal dan sebagainya. LAM/Harian Kompas