Apa Itu Ventilator dan Bagaimana Cara Kerjanya? Simak Penjelasan Berikut Ini
Ventilator diketahui dapat memerangi infeksi, salah satunya infeksi virus corona, ventilator adalah mesin yang membantu pasien bernafas lebih efektif.
Penulis:
Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor:
Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Selama pandemi virus corona berlangsung, Anda mungkin pernah mendengar bahwa rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan menghadapi kekurangan respirator dan ventilator.
Dalam kasus yang parah ini, virus corona bisa menyebabkan kerusakan pada paru-paru, menyebabkan kadar oksigen tubuh turun dan membuat sulit bernapas.
Ventilator diketahui dapat memerangi infeksi, salah satunya infeksi virus corona.
Alat ventilator juga membantu paru-paru tetap mengembang, sehingga kantung udara di paru-paru tidak mengempis.

Dalam konteks medis, ventilator adalah mesin yang membantu pasien bernapas.
Ventilator merupakan mesin yang membantu memasukkan lebih banyak oksigen ke paru-paru dan mengeluarkan karbon dioksida.
Dilansir oleh psb.org, ventilator merupakan peralatan teknologi yang cukup mewah yang dirancang untuk membantu seseorang bernapas secara efektif.
Hal ini karena paru-paru terjalin dengan pembuluh darah, kemudian ventilator membantu terjadi proses masuknya oksigen ke aliran darah.

Covid-19 membuat pertukaran udara ini lebih sulit.
Pada kasus yang paling parah, paru-paru pasien meradang dan dipenuhi cairan.
Ventilator pada dasarnya membantu paru-paru pasien agar dapat bernapas lebih lega.
Ventilator modern terdiri dari mesin pompa dan tabung yang dipasang oleh tenaga kesehatan ke batang tenggorokan Anda untuk mengendalikan aliran udara.
Perlu diketahui bahwa ventilator tidak menyembuhkan Covid-19, tetapi mereka membantu mendukung fungsi paru-paru sementara tubuh pasien melawan infeksi.
Ventilator digunakan untuk mendukung pasien dengan kondisi pernapasan parah yang berdampak pada paru-paru, termasuk pneumonia.

Dilansir oleh Healthline.com, berikut kondisi pasien yang juga memerlukan ventilator:
- Koma atau tidak sadarkan diri
- Cedera otak
- Paru-paru kolaps
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Overdosis obat
- Sindrom guillain-barre
- Infeksi paru-paru
- Myasthenia gravis
- Pneumonia
- Paru-paru prematur pada bayi
- Cedera tulang belakang bagian atas
- Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
- Infeksi virus corona (Covid-19)
Baca: Jualan Ventilator, Pengusaha Singapura Ini Kantongi 1 Miliar Dolar AS per Bulan
Baca: Kerjasama Atasi Covid-19, Danone Indonesia Dukung Pengadaan Ventilator untuk Siloam Hospitals Group
Kapan Ventilator harus digunakan?
1. Selama operasi.
Ventilator dapat melakukan bantuan pernapasan sementara untuk Anda saat Anda sedang dibius total.
2. Sembuh dari operasi.
Kadang-kadang orang membutuhkan ventilator untuk membantu mereka bernapas selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari setelah operasi.
3. Ketika bernapas sendiri sangat sulit.
Ventilator dapat membantu Anda bernapas jika Anda memiliki penyakit paru-paru atau kondisi lain yang membuat sulit bernapas atau tidak mungkin.

Baca: Mengaku Dihubungi Jokowi, Donald Trump Bakal Kirim Bantuan Ventilator ke Indonesia
Baca: Trump Sebut Jokowi Telah Menelepon dan Meminta Ventilator ke AS
Selang ini dipasang melalui mulut, hidung, atau lewat lubang yang dibuat di bagian depan leher pasien.
Pemasangan ventilator membutuhkan kemampuan khusus oleh tenaga medis berpengalaman.
Efek samping pemasangan ventilator lainnya juga dapat menyebabkan kerusakan paru-paru karena terlalu banyak tekanan udara sampai terlalu banyak oksigen.
(Tribunnews.com/Oktaviani Wahyu Widayanti)