Rabu, 27 Agustus 2025

Virus Corona

Infeksi Covid-19 Bisa Membuat Gagal Jantung, Begini Prosesnya

Seperti halnya pada pasien jantung. Ketika terkena Covid-19, akan memperparah penyakit jantungnya dan juga infeksi Covidnya.

Tribun-Video.com
Ilustrasi 

Akibatnya, kekuatan jantung tiba-tiba menurun tajam, bila seharusnya dapat memompa darah 5 liter per jam, tiba-tiba turun, sehingga distribusi menurun yang membuat memperparah infeksi Covid-19.

Apakah kondisi penyakit jantung pada pasien Covid-19 menetap?

“Masalahnya yang kena infeksi Covid-19 yang mengena jantung itu membuat parah. Keparahannya bisa fatal dan tidak tertolong. Kalaupun sembuh, ada alat yang dipasang pengganti kerja jantung sehingga jantung bisa tercovery dari virus,” ujar dokter Rita.

7 Solusi Alami Meringankan Sesak Nafas
7 Solusi Alami Meringankan Sesak Nafas (boldsky.com)

Sesak
Sesak menjadi gejala khas pada pasien Covid-19. Sementara pada pasien penyakit jantung, ketika terjadi serangan jantung, sesak juga jadi gejala. Bagaimana membedakannya?

Menurut dokter Rita tidak mudah membedakan sesak karena Covid-19 atau penyakit jantung.

Namun bagi pasien jantung, ketika terjadi sesak dan saat diminumi obat, sesak biasanya akan mereda.

Untuk memastikan apakah karena Covid-19 atau penyakit jantung, harus dilakukan tes laboratirum, untuk memastikan apakah sudah ada infeksi virus atau tidak.

Terlebih cluster rumah juga sangat banyak. Ada anggota keluarga yang positif tapi tidak bergejala, namun akhirnya membawa virus ke rumah dan mengenai pasien jantung.

Ia menyarankan di saat pandemi, para pasien jantung harus tetap mengonsumsi obat secara rutin.

Bila tidak terjadi kedaruratan, pasien bisa berkonsultasi secara online saja, obat-obatan juga diantar.

Rumah sakit juga terus beradaptasi dengan melakukan poli online di seluruh Indonesia termasuk RS Harapan Kita sebagai rujukan penyakit jantung.

Selain itu, pasien dan pihak keluarga juga harus mencari informasi rumah sakit yang bisa menerima pasien jantung.

Pasalnya di era pandemi Covid-19, ada beberapa rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19 dan tidak menerima pasien diluar Covid-19.

Hal ini tentu menjadi masalah besar ketika terjadi serangan jantung ternyata yang dituju adalah rumah sakit khusus Covid-19. Sementara pasien jantung ketika terjadi serangan jantung harus berpacu dengan waktu untuk mendapatkan perawatan, untuk menghindari kecacatan dan kematian.

Pada rumah sakit yang menerima pasien jantung pun, jumlah volume layanan menurun. Pasalnya pihak rumah sakit butuh waktu lama, diantaranya untuk persiapan ruangan, menjaga tidak ada kontak dengan pasien satu dan lainnya, tidak ada kontak pasien dan tenaga kesehatan.

“Dulu, RS Harapan Kita bisa melakukan 8 operasi jantung setiap harinya. Tapi sejak pandemi menurun,” kata dokter Rita tanpa menyebutkan penurunannya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan