Senin, 1 September 2025

Tips Kesehatan

Mitos Medis soal Alergi, dari Terjadi pada Anak hingga Tidak Bisa Disembuhkan

Penjelasan tentang alergi dan mitos-mitos yang sering salah dipahami oleh banyak orang.

Penulis: Triyo Handoko
Editor: Daryono
Shutterstock
Simak penjelasan tentang alergi dan mitos-mitos yang sering salah dipahami. 

TRIBUNNEWS.COM - Alergi adalah respons imun yang tidak biasa atau berlebihan yang dipicu oleh zat tertentu.

Alergi memiliki gejala yang beragam, tapi secara umum gejalanya berupa mata gatal, mengi, dan bersin.

Melansir laman Medical News Today, penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), di Amerika Serikat ada 60 juta orang mengalami alergi setiap tahun.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 20% orang di seluruh dunia memiliki kondisi alergi.

Banyaknya orang yang mengalami alergi membuat kesalahpahaman tentang alergi sendiri.

Kesalahpahaman tersebut terus dipercaya hingga sekarang dan masalahnya menyebabkan penanganan yang keliru pada alergi.

Berikut ini mitos-mitos seputar alergi yang patut untuk diluruskan.

1. Alergi hanya terjadi pada anak-anak

Ishaan Keswani bersama anak-anak yang dilatihnya.
Ishaan Keswani bersama anak-anak yang dilatihnya. (ISTIMEWA)

Salah satu mitos yang terus ada soal alergi adalah anggapan alergi terjadi hanya pada anak-anak.

Satu penelitian menunjukan prevalensi alergi makanan pada 40.443 orang dewasa di Amerika Serikat.

Hal ini menunjukan bahwa alergi tidak hanya terjadi pada anak-anak, untuk orang dewasa seringkali alergi terjadi karena makanan.

2. Tidak ada pengobatan untuk alergi

ILUSTRASI OBAT - BPOM Tarik Peredaran Obat Lambung Ranitidin karena Berpotensi Memicu Kanker
ILUSTRASI OBAT - BPOM Tarik Peredaran Obat Lambung Ranitidin karena Berpotensi Memicu Kanker (Freepik)

Secara umum, memang tidak ada obat untuk alergi.

Namun, perawatan tertentu dapat secara efektif mengurangi gejalanya.

Misalnya dekongestan dapat meredakan gejala alergi pada hidung, selain itu ada antihistamin dan semprotan steroid hidung.

Bahkan sebuah penelitian menunjukan imunoterapi alergi dapat membantu mengurangi alergi.

Sehingga bukannya tidak ada obat, alergi dapat dikelola bahkan dicegah dengan berbagai cara.

3. Alergi terjadi seumur hidup

Ilustrasi penuaan dini.
Ilustrasi penuaan dini. (Science News)

Meskipun beberapa alergi bertahan seumur hidup, seperti yang dikatakan Dr. Mehdizadeh, tapi beberapa alergi dapat menghilang seiring bertambahnya usia.

Perlu diketahui alergi berkurang dari waktu ke waktu dan bergantung pada alergen.

Meskipun kebanyakan anak-anak mengatasi alergi terhadap susu, telur, kedelai, dan gandum.

Namun untuk jenis alergi tertentu misalnya terhadap kacang tanah, kacang pohon, ikan, dan kerang seringkali terjadi seumur hidup.

4. Bulu kucing dan anjing tidak memicu alergi

Tya Ariestya dan kucingnya.
Tya Ariestya dan kucingnya. (dok wartakota)

Bagi sebagian orang, jenis hewan kucing atau anjing dengan ras tertentu mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk memicu alergi, tetapi tidak ada penelitian yang membuktikan hal tersebut.

Perlu diektahui alergi memang tidak dipicu oleh bulu hewan tapi oleh oleh sel kulit mati, air liur, dan urin pada hewan peliharaan.

Selain itu, seperti yang dijelaskan oleh American Academy of Allergy menemukan rambut atau bulu hewan peliharaan dapat mengumpulkan serbuk sari, spora jamur, dan alergen luar ruangan lainnya.

Hal tersebut dapat memicu alergi apalagi ketika kondisi imun lemah.

5. Alergi bukan penyakit serius

Ilustrasi pingsan
Alergi bisa menyebabkan kehilangan kesadaran.

Untungnya bagi banyak orang, alergi tidak berpengaruh pada apapun setidaknya hanya membuat tidak nyaman.

Namun untuk beberapa orang reaksi pada alergi dapat berujung pada anafilaksis.

Perlu diketahui anafilaksis adalah reaksi alergi yang parah dan dalam beberapa kasus mengancam keselamatan hidup.

Pasalnya selama anafilaksis sejumlah histamin dilepaskan ke dalam tubuh, sehingga menyebabkan respons inflamasi.

Gejalanya bisa termasuk kesulitan bernapas, sakit kepala, sakit perut, kram, diare, kecemasan, pembengkakan kaki, tangan, bibir, mata, dan kadang-kadang alat kelamin.

Bahkan anafilaksis bisa menyebabkan kehilangan kesadaran.

6. Paparan terus menerus terhadap hewan mengurangi alergi

Anjing jenis Samoyed
Anjing jenis Samoyed (Gambar oleh Nana-ne dari Pixabay)

Ada kepercayaan umum bahwa jika seseorang dengan alergi kemudian menghabiskan waktu dengan hewan jenis tertentu maka alerginya perlahan akan membaik.

Sayangnya kepercayaan tersebut hanyalah mitos belaka.

Faktanya, beberapa pemilik hewan peliharaan secara bertahap dapat menjadi alergi terhadap hewan peliharaan mereka seiring waktu.

Penelitian Dr. Mehdizadeh menjelaskan bahwa sistem kekebalan tubuh prima terhadap alergen akan menurun jika terus menerus bersama dengan hewan peliharaan.

Artikel Tips Kesehatan lainnya di sini

(Tribunnews/Triyo)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan