Selasa, 26 Agustus 2025

Virus Corona

Seberapa Bahayanya Varian Covid-19 Delta Plus? Ini yang Perlu Diketahui

Varian Delta Plus sedikit berbeda dari varian Delta yang lebih menular, apakah lebih berbahaya? Ini yang perlu diketahui

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Free/crowf
ILUSTRASI Covid-19 varian Delta Plus. Varian Delta Plus sedikit berbeda dari varian Delta yang lebih menular, apakah lebih berbahaya? Ini yang perlu diketahui 

Apakah Delta Plus termasuk Variant of Concern (VOC)?

Ketika suatu varian menjadi sering dan menunjukkan ciri-ciri yang mengkhawatirkan, otoritas kesehatan masyarakat memulai penyelidikan formal, menetapkannya sebagai Variant Under Investigation (VUI).

Jika ditemukan lebih menular, lebih resisten terhadap antibodi, atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, varian itu kemudian disebut VOC.

Konsorsium Genomic SARS-CoV-2 India (INSACOG), jaringan laboratorium dan lembaga pemerintah di seluruh negara yang memantau variasi dalam kode genetik virus corona, sebenarnya mengklasifikasikan Delta Plus sebagai Variant of Interest (VOI), bukan VOC, kata ahli virologi Shahid Jameel, pemimpin kelompok penasihat ilmiah INSACOG.

Tetapi, menurut Jameel, mutasi baru tidak akan membuat Delta Plus kurang menular daripada Delta, atau mengurangi kemampuan virus untuk lolos dari respons imun.

"Makanya tidak ada salahnya jika Delta Plus juga disebut sebagai Variant of Concern," ujarnya.

Kini setidaknya ada dua versi varian Delta Plus yang perlahan menyebar ke seluruh dunia.

Varian telah terdeteksi di Kanada, Jerman, Rusia, Swiss, Polandia, Portugal, Nepal, Jepang, Inggris, dan AS.

Versi yang lebih umum secara internasional disebut "AY.1", sedangkan "AY.2" sebagian besar terdeteksi 150 kali di AS.

Efektivitas Vaksin

Vaksin yang ada saat ini masih bekerja melawan varian Delta asli tetapi kurang efektif.

Terutama di antara orang-orang yang mungkin tidak meningkatkan respons kekebalan yang efektif setelah vaksinasi, orang lebih tua, atau yang perlindungannya mungkin berkurang lebih cepat.

Dosis tunggal vaksin Pfizer atau AstraZeneca hanya efektif 33 persen terhadap penyakit simtomatik yang disebabkan oleh varian Delta.

Setelah dua dosis, vaksin AstraZeneca menjadi 60 persen efektif, dan efektivitas Pfizer naik menjadi 88 persen.

Penelitian awal baru menunjukkan bahwa vaksin Moderna kurang manjur terhadap varian Delta dan Johnson & Johnson hanya sekitar 60 persen efektif.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan