Sabtu, 13 September 2025

Kesehatan

8 Gejala yang Muncul pada Tubuh Akibat Kekurangan Vitamin

Berikut ini gejala-gejala yang muncul pada tubuh dan mengindikasikan bahwa Anda kekurangan vitamin dan mineral.

Editor: Tiara Shelavie
Freepik.com
Ilustrasi Vitamin 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini gejala-gejala yang muncul pada tubuh dan mengindikasikan bahwa Anda kekurangan vitamin dan mineral.

Vitamin sangat dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan daya tahan.

Kekurangan vitamin dapat menyebabkan berbagai gejala dan permasalahan dalam bidang kesehatan.

Baca juga: Sembuhkan Insomnia Hingga Nyeri Otot, Ini 6 Manfaat Kerokan Bagi Kesehatan

Berikut ini 8 gejala yang muncul pada tubuh akibat kekurangan vitamin dikutip dari healthline.com.

1. Rambut dan kuku rapuh

Berbagai faktor dapat menyebabkan rambut dan kuku rapuh, salah satunya adalah kekurangan biotin.

Biotin, juga dikenal sebagai vitamin B7, biotin membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi.

Gejala lain dari kekurangan biotin termasuk kelelahan kronis, nyeri otot, kram, dan kesemutan di tangan dan kaki.

Wanita hamil, perokok berat atau peminum, dan orang-orang dengan gangguan pencernaan berada pada risiko terbesar terkena kekurangan biotin .

Makanan yang kaya akan biotin/vitamin b7 antara lain:

Kuning telur, jeroan, ikan, daging, susu, kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, brokoli, kembang kol, ubi jalar, ragi, biji-bijian, dan pisang.

2. Sariawan atau retakan di sudut mulut

Sariawan merupakan suatu kondisi yang menyebabkan luka atau peradangan di bibir dan dalam mulut yang dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman.

Lesi di dalam dan di sekitar mulut sebagian mungkin terkait dengan asupan vitamin atau mineral tertentu yang tidak mencukupi.

Sariawan seringkali merupakan akibat dari kekurangan zat besi atau vitamin B, terutama riboflavin.

Baca juga: Tips Mandi yang Aman dan Benar untuk Menjaga Kesehatan Kulit

Makanan yang kaya akan zat besi antara lain:

Unggas, daging, ikan, kacang-kacangan, sayuran berdaun gelap, kacang-kacangan, biji-bijian, dan biji-bijian.

3. Gusi berdarah

Terkadang teknik menyikat gigi yang kasar menjadi penyebab gusi berdarah, tetapi kekurangan vitamin C juga bisa menjadi penyebabnya.

Vitamin C memainkan peran penting dalam penyembuhan luka dan kekebalan, dan bahkan bertindak sebagai antioksidan, membantu mencegah kerusakan sel.

Kekurangan vitamin C jarang terjadi pada individu yang cukup mengonsumsi buah dan sayuran segar.

Gejala lain dari kekurangan vitamin C yang parah adalah penyakit kudis, yang menekan sistem kekebalan tubuh, melemahkan otot dan tulang, dan membuat orang merasa lelah dan lesu.

Pastikan konsumsi vitamin C cukup dengan makan minimal 2 potong buah dan 3-4 porsi sayur setiap hari.

4. Penglihatan mata yang mulai memburuk dan pertumbuhan putih pada mata

Pengelihatan mata mulai memburuk karena kurangnya asupan vitamin A yang dikenal sebagai rabun senja dan mengurangi kemampuan seseorang untuk melihat dalam cahaya rendah atau kegelapan.

Hal itu karena vitamin A diperlukan untuk memproduksi rhodopsin, pigmen yang ditemukan di retina mata yang membantu Anda melihat di malam hari.

Makanan yang kaya akan vitamin A:

Jeroan, susu, telur, ikan, sayuran berdaun hijau gelap, dan sayuran berwarna kuning-oranye.

5. Bercak bersisik dan ketombe

Dermatitis seboroik (SB) dan ketombe adalah bagian dari kelompok gangguan kulit yang sama dan mempengaruhi area penghasil minyak di tubuh Anda.

Keduanya melibatkan kulit yang gatal dan mengelupas.

Ketombe sebagian besar terbatas pada kulit kepala, sedangkan dermatitis seboroik dapat muncul di wajah, dada bagian atas, ketiak, dan selangkangan.

Ketombe dan dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah pola makan yang buruk.

Misalnya kurangnya seng, niasin (vitamin B3), riboflavin (vitamin B2), dan piridoksin (vitamin B6).

Makanan yang kaya niasin, riboflavin, dan piridoksin termasuk:

Biji-bijian, unggas, daging, ikan, telur, susu, jeroan, kacang-kacangan, sayuran hijau, sayuran bertepung, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Makanan laut, daging, kacang-kacangan, susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian adalah sumber seng yang baik.

Baca juga: Pentingnya Jaga Kesehatan Mata hingga Waspadai Efek Negatif Pakai Gawai Terlalu Lama

6. Rambut rontok

- Kurangnya zat besi.

Kurangnya zat besi dapat menyebabkan rambut berhenti tumbuh atau rontok.

Daging, ikan, telur, kacang polong, sayuran berdaun gelap, kacang-kacangan, biji-bijian, dan biji-bijian merupakan sumber zat besi dan seng yang baik.

- Kurangnya Seng.

Seng penting untuk sintesis protein dan pembelahan sel, dua proses ini diperlukan untuk pertumbuhan rambut.

Dengan demikian, kekurangan seng dapat menyebabkan kerontokan rambut.

- Kurangnya Asam linoleat (LA) dan asam alfa-linolenat (ALA).

Asam lemak esensial ini diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan rambut.

Sayuran berdaun, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak sayur kaya akan LA, sedangkan kenari, biji rami, biji chia, dan kacang kedelai kaya akan ALA.

- Kurangnya Niasin (vitamin B3).

Vitamin ini diperlukan untuk menjaga kesehatan rambut.

Alopecia merupakan suatu kondisi di mana rambut rontok dalam jumlah kecil, hal ini menjadi salah satu kemungkinan gejala kekurangan niasin.

Makanan kaya niasin termasuk daging, ikan, susu, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau. Makanan ini juga kaya akan biotin, yang juga ditemukan dalam kuning telur dan jeroan.

- Kurangnya Biotin (vitamin B7).

Biotin adalah vitamin B yang dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Baca juga: 9 Jenis Terapi Kesehatan Mental, Mulai dari Terapi Psikodinamika hingga Terapi Perilaku Kognitif

7. Benjolan merah atau putih pada kulit

Keratosis pilaris adalah suatu kondisi yang menyebabkan munculnya benjolan seperti bintik-bintik di pipi, lengan, paha, atau bokong.

Penyebab benjolan kecil ini dikaitkan karena kekurangan vitamin A dan C.

8. Sindrom kaki gelisah

Restless leg syndrome (RLS) , juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom, adalah kondisi saraf yang menyebabkan sensasi tidak nyaman atau tidak nyaman pada kaki, serta dorongan yang tak tertahankan untuk menggerakkannya.

Bagi kebanyakan orang, dorongan untuk bergerak tampaknya meningkat ketika mereka sedang bersantai atau mencoba untuk tidur.

Sementara penyebab pasti RLS tidak sepenuhnya dipahami, tampaknya ada hubungan antara gejala RLS dan kadar zat besi darah seseorang.

(Tribunnews.com/Kristina Wulandari)

Baca juga artikel lainnya terkait Kesehatan

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan