Program Makan Bergizi Gratis
Program MBG Bisa Cegah Pelajar Jajan Sembarangan dan Konsumsi Makanan Ultra Proses
kantin sekolah tak boleh sembarangan menjual makanan dan minuman manis apalagi produk ultra proses. Harus ada kerja sama dengan pemda demi gizi anak.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah sedang menjadi sorotan publik. Apalagi banyak muncul kasus keracunan di banyak daerah.
Baca juga: Wapres Gibran Sidak Program Makan Bergizi Gratis di Batam, Bujuk Siswa yang Tak Suka Buah
Kendati demikian banyak ahli menilai program ini penting untuk meningkatkan kualitas gizi anak bangsa.
Pakar Endokrin Anak dari RSCM Jakarta Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) Subsp. End., FAAP FRCPI (Hon.) menegaskan bahwa MBG adalah program baik yang harus dipertahankan. “Programnya jangan dihilangkan. Jadi, saya mengatakan. Ini harus kita kawal. Dan ini sangat baik,” ujarnya pada awak media di bilangan Jakarta Selatan, Jumat (12/9/2025).
Menurut Prof Aman, sekolah adalah tempat yang paling strategis untuk memberikan asupan gizi sehat bagi anak-anak. Mereka menghabiskan banyak waktu di sekolah, sehingga makanan yang disediakan akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang.
“Kenapa? Karena anak-anak itu makan di sekolah. Iya kan? Dia makan di sekolah. Dan semua kualitas. Ketika kualitasnya, personnya menyediakan salah, sampai ada yang keracunan, itu masalah juga,” kata Prof Aman mengingatkan.
Ia menegaskan, kantin sekolah tidak boleh sembarangan menjual makanan dan minuman manis, apalagi produk ultra proses. Sekolah harus bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan standar gizi terpenuhi.
Prof Aman juga mencontohkan pengalamannya semasa SMA di Amerika Serikat tahun 1975. Di sana, semua siswa mendapatkan makanan bergizi langsung dari dapur sekolah, dengan pengawasan ketat dari Dinas Pendidikan dan Kesehatan setempat. Siswa bahkan tidak diperbolehkan membawa snack, kecuali buah segar dari rumah.
“Sudah MBG semuanya. Memang negara bagian yang membayarkan semua itu. Jadi bisa dibayangkan kualitas mereka ketimbang kita,” kenang Prof Aman.
Menurutnya, Indonesia seharusnya bisa mencontoh praktik baik tersebut, dengan menyesuaikan sistem agar sesuai kebutuhan lokal. Tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia, manajemen kantin, dan lainnya harus bisa diatasi melalui komitmen bersama.
Prof Aman menekankan, jangan sampai kasus-kasus tertentu menggerus kepercayaan masyarakat terhadap program MBG.
Baca juga: Kepala BGN Curhat ke DPR soal Program Makan Bergizi Gratis: Sudah 2 Bulan Kami Kerja 15 Jam Sehari
Sebaliknya, semua pihak harus ikut mengawal agar program ini berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
“Harusnya dikawal anak itu makan di sekolah. Tidak boleh ada makanan dari lain,” tegasnya.
Dengan pengawasan serius, ia yakin MBG dapat menjadi langkah strategis melawan stunting, obesitas, hingga diabetes pada anak-anak Indonesia.
Baca juga: Merespons Pidato Presiden, Implementasi Makan Bergizi Gratis di Daerah 3T Bakal Dipercepat
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.