Stunting di Indonesia
Stunting Tak Hanya Persoalan Kekurangan Gizi, Menteri PPPA: Mencakup Permasalahan Sosial dan Budaya
Nyatanya, munculnya masalah stunting tidak hanya dari sisi kesehatan saja, tapi berkaitan dengan sosial dan budaya.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Muhammad Zulfikar
b. Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan batita (kecukupan ASI).
c. Peranan protein hewani dalam MPASI.
d. Penelantaran
e. Pengaruh budaya
f. Ketersediaan bahan makanan setempat.
2. Kebutuhan yang meningkat
a.Penyakit jantung bawaan.
b. Alergi susu sapi.
c. Bayi berat badan lahir sangat rendah.
d. Kelainan metabolisme bawaan.
e. Infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk (diare kronis) dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (Tuberculosis / TBC, difteri, pertussis, dan campak).
Bagaimana cara mengetahui anak stunting?
Anak-anak yang menderita stunting biasanya memiliki berat kurang dari 2,5 kg saat lahir.
Kemudian, anak tumbuh lebih lambat dari seharusnya.
Mereka juga sering mulai tumbuh gigi lebih lambat dari anak-anak yang tidak stunting.
Stunting di Indonesia
Sido Muncul Salurkan Bantuan Rp 255 Juta Untuk 170 Anak Suspect Stunting di Jonggol Bogor |
---|
Cegah Stunting di Kota Kupang, Perbaikan Gizi dan Akses Kesehatan Jadi Prioritas |
---|
Pelaku Usaha Kolaborasi Tekan Angka Stunting di Kota Bogor |
---|
Hasil Analisis Medsos dan Media Online, Pemahaman Warga tentang Dampak Stunting Cukup Tinggi |
---|
Jalankan Program Prioritas Presiden Prabowo, Pengentasan Stunting di Bekasi Perlu Dukungan Swasta |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.