Senin, 25 Agustus 2025

Indonesia Targetkan Zero Kasus Kematian DBD, Kementerian Kesehatan Ungkap Dua Caranya

Jika sudah terjadi pengentalan pada darah maka jantung akan sulit memompa. Kalau sudah sangat telat, pasien DBD akan mengalami dehidrasi parah yang

Shutterstock
Ilustrasi terkena demam berdarah dengue (DBD). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Indonesia sedang berusaha kendalikan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan targetkan 0 kasus kematian penyakit ini pada 2030 mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr Imran Pambudi MPHM, dalam acara Pencatatan Rekor MURI dan Diskusi Media “Ngobrol Santai Cegah DBD #Ayo3MplusVaksinDBD” di Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023).

"Hampir semua penyakit diminta dunia selesai 2030. Karena memang Sustainable Development Goals (SDGs). Dan kalau untuk DBD target (zero) adalah kematian," kata Imran. 

Imran mengatakan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya kasus kematian karena DBD

Pertama, turunkan kasus DBD. Caranya dengan mencegah penularan. 

Diketahui, DBD merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes Aegypti. 

Kedua, jangan sampai terlambat datang ke fasilitas kesehatan.  

"Kalau di bawah kondisi gawat, syok, cairan semakin sedikit. Pembuluh darah itu bocornya semakin banyak. Sebisa mungkin bocor sedikit. Ditambah supaya tidak kental sekali," jelasnya. 

Jika sudah terjadi pengentalan pada darah maka jantung akan sulit memompa. 

Kalau sudah sangat telat, pasien DBD akan mengalami dehidrasi parah yang bisa berdampak pada ginjalnya. 

"Kalau sudah dehidrasi tingkat tinggi, jadi terganggu. Rusak, jadi perlu cuci darah," kata dr Imran. 

Baca juga: Cegah Stunting Sejak Janin, Sebanyak 1,5 Juta Ibu Hamil Diperiksa dengan USG.

Tindakan yang dilakukan pemerintah saat ini adalah menyebarkan kampanye 3M yaitu menguras, mengubur dan mendaur-ulang. 

Selain itu, vaksin untuk DBD pun terus digalakkan.

Kemenkes juga telah membangun kolaborasi lintas sekotr. 

Bukan hanya antar pemerintahan, tapi juga masyarakat, industri dan tokoh.

Selanjutnya, melakukan kampanye menggalakan tiga kali sepuluh. 

Setiap hari ibu, luangkan waktu selama 10 menit di jam 10 untuk melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk di rumah masing-masing.  

Lakukan hal ini selama 10 minggu berturut-turut.

"Tatakan kulkas, tempat dispenser, baju tergantung harus dibersihkan. Lakukan minimal 10 minggu berturut-turut. Kalau dhilangkan sarang nyamuk, akan hilang, siklus bertelur nyamuk 3-4 minggu," tutupnya. 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan