Sabtu, 16 Agustus 2025

Kabar Artis

Mengenal Program Bayi Tabung Seleksi Genetik Jessica Iskandar untuk Hamil Anak Ketiga

Jessica Iskandar dan Vincent Verhaag memilih program kehamilan anak ketiga dengan bayi tabung (IVF) melalui teknologi seleksi genetik atau PGT-A.

Tribunnews
Dokter spesialis kandungan dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), FICS bersama pasangan selebritis Jessica Iskandar dan Vincent Verhaag memilih program kehamilan anak ketiga dengan bayi tabung (IVF) melalui teknologi seleksi genetik. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pasangan selebritis Jessica Iskandar dan Vincent Verhaag memilih program kehamilan anak ketiga dengan bayi tabung (IVF) melalui teknologi seleksi genetik atau PGT-A.

“Saya dan Vincent sudah lama mendambakan memiliki anak lagi (ketiga), dan Morula IVF Surabaya mewujudkan mimpi dalam memperoleh buah hati yang sehat secara genetik," ujar Jessica.

Bukan tanpa alasan, perempuan yang disapa Jedar ini memilih program IVF ini.

Ia sadar betul bahwa perempuan berusia di atas 35 tahun memiliki risiko tinggi mengalami kelainan kromosom pada embrio.

"Doakan kehamilan saya ini selalu sehat dan juga masih sempat melahirkan di Tahun Naga," ungkap aktris kelahiran 29 Januari 1988 ini dalam keterangannya, Selasa (21/5/2024).

Lalu apa itu program bayi tabung metode PGT-A?

Dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K) atau dr. Benny mengatakan metode PGT-A adalah teknologi untuk menyaring kromosom pada embrio.

Metode ini mengidentifikasi jumlah kromosom dalam embrio sebelum ditransfer ke rahim. 

"PGT-A diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat keberhasilan kehamilan bayi tabung dan mengurangi risiko keguguran atau cacat lahir," ungkap Benny.

PGT-A dilakukan dengan mengambil beberapa sel trofoblas (calon plasenta) pada hari ke 5 sebanyak (5-10) sel trofoblas embrio. 

Baca juga: Jessica Iskandar Umumkan Hamil Anak Ketiganya Hasil Program Bayi Tabung: Buah Hati Mama dan Papa

Sel-sel tersebut kemudian dianalisis untuk mengevaluasi jumlah kromosom. 

Jika kelainan kromosom terdeteksi, embrio tidak dipindahkan ke rahim pasien. 

Teknologi ini memungkinkan pasangan untuk memilih embrio sehat yang memiliki peluang lebih besar untuk ditanam di dalam rahim dan berkembang menjadi bayi yang sehat.

Selain itu, dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan pada kromosom XX atau XY pada embrio. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan