Mulai Tahun Ajaran Baru Anak Sekolah Dapat Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Apa Saja yang Diperiksa?
Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) tak hanya untuk orang dewasa. Anak sekolah mendapatkan hak yang sama. Program dimulai Tahun Ajaran Baru.
Penulis:
Anita K Wardhani
Editor:
Muhammad Zulfikar
Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti warga bahwa pemeriksaan kesehatan yang akan menyasar 280 juta masyarakat Indonesia bukan seperti medical check up di rumah sakit yang biasanya berbiaya mahal.
"Banyak yang bilang akan seperti medical check-up, kayak di rumah sakit. Bukan, bukan seperti itu. Ini kan untuk 280 juta rakyat, yang mungkin diukur tensi aja nggak pernah," kata dia baru-baru ini.
Pemeriksaan kesehatan gratis merupakan upaya mendeteksi secara lebih dini kalau ada kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan seperti stroke dan jantung.
Lokasi Pemeriksaan Kesehatan Gratis
PKG rencananya bukan dilakukan di rumah sakit.
Skirining kesehatan akan dilakukan dilakukan di 10 ribu puskesmas serta klinik-klinik swasta yang jumlah yang mencapai 20 ribu.
Selain itu ujar Menkes, khusus anak-anak skrining kesehatan akan dilakukan di sekolah.
Anak-anak akan menerima pemeriksaan kesehatan pada awal masuk sekolah.
"Nggak mungkin ini dilakukan di rumah sakit, jumlah rumah sakit kurang. Karena ini kan banyak sekali targertnya, ratusan juta. Tidak se-sophisticated atau se-canggih yang dibayangkan untuk elit golongan menengah," ungkap dia.
Penyakit yang Bisa Dideteksi
Skrining kesehatan gratis saat ulang tahun menjadi salah satu program yang dihadirkan oleh Presiden Prabowo Subianto dengan anggaran APBN mencapai Rp3,2 triliun.
Apa saja yang bisa dideteksi dalam skrining kesehatan gratis saat ulang tahun ini?
Dikutip dari akun media sosial X Partai Gerindra, skrining kesehatan gratis ini meliputi 14 penyakit dan dibagi menjadi beberapa kelompok usia.
Balita:
Hipotiroid kongenital
Penyakit jantung bawaan kritis
Hiperplasia adrenal kongenital
Defisiensi G6PD
Pertumbuhan
Perkembangan
Indera pendengaran
Indera penglihatan
Gigi dan mulut
Talasemia
Hepar
Remaja:
Indera pendengaran
Indera penglihatan
Gigi dan mulut
Talasemia
Anemia
Obesitas
Diabetes melitus
Hipertensi
Paru-paru
Kesehatan jiwa
Kebugaran
Hepar
Dewasa (18-39 tahun):
Indera pendengaran
Indera penglihatan
Gigi dan mulut
Obesitas
Diabetes melitus
Hipertensi
Penyakit ginjal kronik
Paru-paru
Kesehatan jiwa
Kebugaran
Kanker payudara
Kanker leher rahim
Faktor risiko jantung stroke
Hepar
Osteoporosis
Dewasa (40-59 tahun):
Indera pendengaran
Kolesterol
Indera penglihatan
Gigi dan mulut
Obesitas
Diabetes melituS
Hipertensi
Faktor risiko stroke
Faktor risiko jantung
Penyakit ginjal kronis
Paru-paru
Kesehatan jiwa
Kebugaran
Kanker payudara
Kanker leher rahim
Kanker usus
Hepar
Osteoporosis
Lansia (60 tahun ke atas):
Indera pendengaran
Indera penglihatan
Gigi dan mulut
Obesitas
Diabetes melitus
Hipertensi
Kolesterol
Faktor risiko stroke
Faktor risiko jantung
Penyakit ginjal kronis
Paru-paru
Kesehatan jiwa
Kebugaran
Kanker payudara
Kanker leher rahim
Kanker usus
Geriatri
Hepar
Osteoporosis
(Tribunnews.com/Rina Ayu/Anita K Wardhani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.