Idul Adha 2025
Sering Disalahkan, Benarkah Kambing Lebih Berbahaya dari Dagingnya Dari Sapi? Ini Penjelasan Dokter
Tak sedikit pula orang yang menghindari daging kambing dengan alasan bisa menyebabkan tekanan darah naik. Benarkah demikian?
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Solusinya? Manfaatkan kekayaan rempah-rempah lokal yang tidak hanya membuat masakan lebih sedap, tapi juga memiliki manfaat kesehatan seperti menurunkan kolesterol dan tekanan darah.
Hal penting lainnya adalah mengatur porsi konsumsi.
Banyak orang yang langsung mengolah seluruh daging kurban sekaligus, padahal daging bisa disimpan dalam freezer hingga tiga bulan.
Ia mengingatkan agar masyarakat tidak rakus saat menyantap daging kurban.
“Kalau istilahnya orang Indonesia ya jangan geragas lah. Enggak boleh geragas, enggak boleh rakus lah. Dan Idul Kurban kan kita harus bersyukur ya. Maksudnya bersyukur dan berbagi, kita juga enggak boleh lah langsung habiskan saat itu juga,” katanya.
Terakhir, dokter juga menyoroti bahwa anggapan buruk soal daging kambing sudah terbentuk sejak lama.
Banyak yang merasa bahwa kambing “lebih jahat” dari sapi, padahal secara kandungan gizi, daging kambing tidak kalah bahkan cenderung lebih baik.
“Itu mungkin mindset yang kita dapat dari awal ya. Kita ditanamkan kalau kambing itu lebih jahat, lebih ini, lebih itu, pokoknya lebih buruk lah daripada sapi. Tapi kan secara ilmu itu kandungannya bagus, maksudnya lebih bagus lah daripada sapi,” tutupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.