Minuman Matcha, 'Konco Kentel' Penduduk yang Alami Stres dan Penat karena Hidup di Kota Besar
Penyakit kronis yang bisa dibantu dikelola dengan konsumsi rutin matcha antara lain diabetes, hipertensi, bahkan penyakit jantung.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Minuman matcha belakangan sedang naik daun. Saking populernya matcha disebut-sebut sebagai 'superfood'. Kendati demikian dibalik popularitasnya, masyarakat diminta tetap waspada dan tidak asal konsumsi matcha tanpa memperhatikan kandungannya.
Baca juga: Kopi Dicampur Matcha, Efek Kafein Ganda Bisa Bahaya? Ini Kata Dokter
Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia (KG), dr Santi menjelaskan bahwa kandungan utama matcha memang luar biasa, tapi tetap ada risiko jika dikonsumsi berlebihan. “Ada antioksidannya. Antioksidan ini membantu tubuh kita untuk mengendalikan penyakit-penyakit kronis,” ujar Dr Santi dalam acara Health Corner di kanal YouTube Sonora FM, dikutip pada Senin (9/6/2025).
Ia menambahkan, dalam kehidupan sehari-hari, terutama mereka yang tinggal di kota-kota besar terpapar banyak polusi dan pola makan pun tidak selalu ideal. Antioksidan dalam matcha dapat membantu tubuh melawan radikal bebas yang terbentuk secara alami maupun dari gaya hidup, seperti kebiasaan merokok.
“Perokok misalnya, itu juga radikal bebasnya banyak,” ujarnya.
Tidak hanya itu, matcha juga mengandung I-theanine, sejenis senyawa yang dikenal mampu menenangkan tubuh terutama saat sedang mengalami stres akibat pekerjaan atau lalu lintas yang macet parah di kota-kota besar. “I-theanine ini merupakan kandungan di dalam matcha yang sifatnya itu bikin kita kalem, relax, tenang. Nggak kayak stress, cemas langsung jadi reda,” jelas dr Santi.
Efek menenangkan ini bisa dirasakan terutama saat mengkonsumsi matcha dalam kondisi stres atau kelelahan. Menurut dr Santi, sensasi seperti minum teh hangat yang membuat tubuh rileks, itulah salah satu efek dari I-theanine.
Dibandingkan dengan teh jenis lain, matcha memiliki kadar I-theanine dan antioksidan yang lebih tinggi. Selain itu, ada pula kandungan lain yang memperkaya manfaatnya, seperti kafein, antibakteri, serta klorofil.
“Karena di dalam matcha itu ada klorofilnya, maka dia juga bisa berfungsi sebagai untuk detox,” tutur dr Santi.
Detoksifikasi ini bukan berasal dari kandungan antibakteri tetapi dari klorofil yang membantu mengeluarkan zat-zat yang tidak semestinya ada dalam tubuh, seperti logam berat. Selain itu, matcha juga mengandung vitamin A, E, B, dan K, meskipun dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Baca juga: Kafe dan Restoran Menjamur, Perusahaan Ini Pasok 50 Persen Kebutuhan Matcha di RI
Keunggulan lain dari matcha adalah kandungan seratnya yang berasal dari daun teh utuh yang digiling halus. “Sehingga jadi bubuk dan itu diminum sedaun-daun tehnya. Maka itu juga merupakan sumber serat,” ujar dr Santi.
Berbeda dengan teh pada umumnya yang hanya diseduh dan disaring, matcha dikonsumsi bersama daun tehnya. Ini membuatnya secara tidak langsung mirip seperti mengkonsumsi sayuran.
“Kan kita makan daun, sebenarnya kan kayak mengaduk. Sejatinya sama aja kayak makan sayuran,” katanya lagi.
Dr Santi juga mengungkapkan, matcha bisa membantu meningkatkan fokus dan energi. Kandungan kafein dalam matcha memang memberikan dorongan energi, namun efeknya berbeda dibanding kopi.
“Kalau kopi, kafeinnya itu langsung naik terus orangnya langsung bersemangat. Tapi kalau di dalam matcha, karena ingat tadi dia ada L-theanine-nya bikin kalem, jadi naiknya si energi di maca itu pelan-pelan tapi stabil,” jelasnya.
Jika dikonsumsi secara rutin, manfaat jangka panjang dari matcha pun terasa bagi kesehatan, mulai dari menurunkan reaksi inflamasi hingga memperbaiki metabolisme tubuh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.