Minggu, 10 Agustus 2025

Mengenal Cacar Api, Penyakit Kulit yang Biasa Menyerang Kelompok Usia 50 Tahun ke Atas

Komplikasi yang ditimbulkan bisa bertahan lebih lama, bahkan hingga bertahun-tahun

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: willy Widianto
halodoc
PENYAKIT CACAR API - Herpes zoster atau cacar api adalah infeksi pada saraf dan kulit di sekitarnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Cacar api atau dikenal juga dengan berbagai istilah seperti cacar ular, dompo, hingga herpes zoster merupakan penyakit kulit yang masih sering disalahpahami oleh masyarakat. Tak sedikit yang mengira penyakit ini hanya alergi atau ruam kulit biasa.

Baca juga: Cacar Api Bisa Sebabkan Nyeri Saraf Bertahun-Tahun, Ini Penjelasan Ahli

Padahal, cacar api disebabkan oleh infeksi virus dan bisa menimbulkan komplikasi serius. “Cacar api ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster,” ujar Spesialis Dermatologi dan Venereologi dr Frieda Sp.DVE dalam Webinar Health Talk by Halodoc terkait fakta dan mitos cacar api, Selasa (17/6/2025).

Virus varicella zoster adalah virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tidak benar-benar hilang, melainkan menetap dalam tubuh dalam kondisi tidak aktif.

Suatu saat, ketika sistem kekebalan tubuh melemah virus ini bisa aktif kembali dan memunculkan gejala cacar api. Berbeda dengan cacar air yang menular melalui udara, penularan cacar api hanya terjadi melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan kulit orang yang sedang terinfeksi aktif.

Oleh karena itu, penyakit ini hanya bisa menyerang orang yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi cacar air. “Kalau belum pernah kena itu jangan khawatir, nggak mungkin kena cacar api dulu dibanding cacar air,” ujarnya.

Cacar api bisa menyerang siapa saja, meskipun paling banyak ditemukan pada usia di atas 50 tahun. Satu dari tiga orang diperkirakan akan mengalami cacar api sepanjang hidupnya.

Gejala utama berupa ruam atau lenting berisi cairan yang muncul hanya di satu sisi tubuh dan disertai rasa nyeri atau panas. Selain itu, pasien juga bisa mengalami demam, nyeri kepala, lemas, atau nyeri otot. Gejala ini biasanya berlangsung selama dua hingga empat minggu.

Baca juga: Anak-anak Rentan Tertular Cacar Air dan Gondongan saat Musim Liburan, Berikut Saran Dokter

Namun, komplikasi yang ditimbulkan bisa bertahan lebih lama, bahkan hingga bertahun-tahun. “Dia bukan hanya sekedar penyakit alergi atau ruam biasa, karena dia pada dasarnya adalah infeksi yang disebabkan oleh virus,” tegasnya.

Salah satu mitos yang beredar di masyarakat adalah cacar api bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Hal ini tidak benar. Karena disebabkan oleh virus, cacar api memerlukan penanganan medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Mitos lain yang juga perlu diluruskan adalah anggapan bahwa cacar api hanya menyerang orang lanjut usia.

Meski memang lebih sering muncul pada kelompok usia di atas 50 tahun, penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda dan dewasa.

“Dan dia tetap dapat bisa menular dan setiap orang itu bisa terkena lebih dari satu kali,” tambahnya.

Baca juga: Beda Gejala dan Cara Penularan Cacar Air, Cacar Monyet, dan Cacar Biasa

Karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika muncul gejala yang dicurigai sebagai cacar api, terutama jika disertai rasa nyeri dan muncul lenting di satu sisi tubuh.  

Penanganan sedini mungkin bisa membantu mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan