Dokter Spesialis THT: Sound Horeg Picu Risiko Pendengaran Rusak Permanen
Kemampuan telinga manusia memiliki batas dalam menangkap suara. Jika batas dilampaui, kerusakan pendengaran tidak selalu dapat pulih.
Sebagai pencegahan, dr. Ashadi merekomendasikan aturan “60-60”.
Yaitu mendengarkan musik maksimal 60 menit per hari dengan volume tidak lebih dari 60 persen.
Jika ingin mendengarkan lebih lama, sebaiknya volume diturunkan agar aman bagi telinga.
"Kalau misalnya saya suka banget dengerin musik, ya kecilin volume-nya. Jangan, mungkin 50 persen kalau mau lebih dari 1 jam. Mau lebih lama lagi, turunin lagi volume-nya. Karena kan kita harus jaga pendengaran kita," pesannya.
Fenomena sound horeg, kebiasaan mendengar musik keras, hingga pekerjaan di lingkungan bising seperti pusat permainan (game center) menjadi faktor risiko yang perlu diwaspadai.
Kesadaran menjaga kesehatan telinga menjadi kunci, karena kerusakan pendengaran yang sudah terjadi sering kali bersifat permanen.
3 Kebijakan Kontroversial Bupati Pati Sudewo: Naikkan PBB 250 Persen, Cabut Larangan Sound Horeg |
![]() |
---|
Benarkah Sound Horeg Bisa Picu Kematian? Ini Penjelasan Pakar Kesehatan |
![]() |
---|
Anik Meninggal saat Nonton Karnaval, Suami Sebut Sound Horeg Berbahaya, Polisi Akui Beri Izin |
![]() |
---|
Ibu di Lumajang Meninggal Usai Nonton Sound Horeg, Bupati: Keluarga Sudah Ikhlas |
![]() |
---|
Kronologi Wanita di Lumajang Tewas setelah Nonton Sound Horeg, Keluarga Tak Menuntut Penyelenggara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.