Rabu, 24 September 2025

Sering Nyeri Leher? Bisa Jadi Gangguan Serius pada Saraf, Otot, atau Struktur Tulang Belakang

Jika dibiarkan, nyeri yang awalnya datang dan pergi bisa berkembang menjadi kondisi kronis. Jangan anggap sepele kondisi ini.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
IST
ILUSTRASI. 

Selain faktor posisi duduk dan kebiasaan bekerja, berat badan berlebih hingga olahraga intensitas tinggi juga bisa memicu terjadinya gangguan pada leher.

Menyerang Berbagai Usia

Keluhan nyeri leher tidak hanya dialami orang dewasa atau lansia, tetapi juga remaja. 

Anak-anak muda yang gemar bermain ponsel sambil tiduran dengan posisi miring, atau yang aktif berolahraga tanpa pemanasan cukup, juga berisiko mengalami cedera leher.

"Pada remaja bila terjadi, yang paling sering adalah nomor satu karena olahraga. Nomor dua karena posisi belajar yang tidak tepat. Tapi pada kasus seperti itu biasanya tidak berat," imbuhnya.

Namun, penting untuk tetap waspada karena keluhan ringan pun bisa berkembang jika tidak ditangani.

Menurut dr. Didik, penting bagi siapa pun yang mengalami nyeri leher berkepanjangan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. 

Bila nyeri berlangsung lebih dari dua hingga tiga minggu tanpa perbaikan setelah minum obat atau terapi, maka perlu pemeriksaan lebih lanjut.

"Misalnya dia sudah minum obat, sudah berobat, sudah terapi tapi tidak hilang-hilang, nyeri lehernya sudah tiga minggu terus menerus atau dua minggu ke atas. Coba dicek dulu, apakah perlu rontgen atau pemeriksaan lanjutan," tutupnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan