ASI Tidak Bisa Digantikan Susu Formula: Jadi Tameng Alami Lindungi Bayi
Dengan berbagai manfaat baik dari sisi biologis, psikologis, ataupun imunologis, ASI memang tidak ada duanya. Adanya zat protektif itu sangat penting.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Air Susu Ibu (ASI) menyimpan rahasia luar biasa yang tidak bisa ditandingi oleh susu formula mana pun. Bukan hanya kaya nutrisi, ASI juga ibarat tameng alami pertama bayi dari serangan penyakit sejak hari pertama ia lahir.
Baca juga: Ajari Erika Carlina Pakai Pompa ASI, Rachel Vennya: Day 1 Jadi Sales
Dokter Konselor Laktasi RS Pondok Indah Bintaro Jaya dr Nia Wulansari, CIMI menekankan jika ASI bukan hanya makanan, tapi juga imunisasi pertama bagi bayi. Kandungan zat protektif di dalamnya sangat penting terutama di awal kehidupan bayi, saat sistem imun dan saluran cernanya masih dalam tahap perkembangan.
Salah satu komponen penting adalah Immunoglobulin A (IgA) yang berfungsi membentuk lapisan pelindung di dinding usus bayi, mencegah kuman masuk ke tubuh. Selain itu, ASI juga mengandung zat yang menciptakan lingkungan asam di saluran cerna, menghambat pertumbuhan bakteri patogen.
Tak hanya itu, ASI juga dilengkapi Lactoferin, zat yang mengikat zat besi agar tidak bisa diakses oleh bakteri penyebab penyakit seperti diare. Dengan kata lain, ASI bekerja menghalangi makanan untuk kuman, menjadikannya sistem pertahanan alami paling aman dan efektif untuk bayi.
“Kalau kita sudah ada Lactoferin, jadi kuman-kuman itu tidak dapat makanan,” ujarnya dalam diskusi media virtual, Selasa (5/8/2025).
Berbeda dengan susu formula yang dibuat dalam rasio tetap, ASI memiliki kandungan nutrisi yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan bayi dari waktu ke waktu. Misalnya, ASI awal yang encer justru sangat tinggi kandungan zat protektif dan mudah dicerna.
Komposisi proteinnya pun dirancang canggih oleh alam. ASI mengandung 65 persen whey (protein yang mudah dicerna dalam 20–40 menit) dan hanya 35 persen kasein (yang lebih lambat diserap). Kasein adalah protein utama yang terdapat dalam susu.
Sekitar 80 persen protein dalam susu sapi adalah kasein. Kasein juga ditemukan dalam produk susu seperti keju, yogurt, dan es krim. Kasein dikenal sebagai protein yang dicerna lebih lambat dibandingkan protein whey.
Baca juga: Dokter Spesialis Ungkap Kapan Tanda Air Susu Ibu Cukup untuk Si Kecil
Bandingkan dengan susu formula yang kandungan kasein justru mendominasi hingga 80 persen membuatnya lebih sulit dicerna oleh usus bayi yang masih belum sempurna. Inilah sebabnya mengapa bayi ASI cenderung lebih jarang mengalami gangguan pencernaan atau sembelit.
Manfaat ASI bukan cuma untuk bayi. Proses menyusui memberikan manfaat psikologis dan fisiologis bagi sang ibu. Salah satunya adalah terbentuknya ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi.
“Kalau nyusuin kita ada skin to skin contact, bonding. Itu kadang bapaknya suka iri karena banyak bondingnya dengan ibunya,” jelasnya.
Saat menyusui, terjadi kontak mata, sentuhan dan komunikasi nonverbal antara ibu dan anak. Proses ini memicu hormon cinta (oksitosin) yang membuat ibu merasa lebih bahagia dan mempercepat pemulihan seusai persalinan.
Bayi pun merasa lebih aman karena bisa mendengar suara dan merasakan aroma ibunya, yang dikenalnya sejak dalam kandungan. Tak heran, banyak ibu yang merasakan “koneksi batin” dengan bayi mereka, seperti merasa tidak tenang saat bayi di rumah sedang rewel, meskipun ibu sedang berada di tempat lain.
Baca juga: IDAI Ingatkan Pemerintah Soal Kebijakan Ibu Menyusui dan Cuti Enam Bulan
Dengan berbagai manfaat baik dari sisi biologis, psikologis, maupun imunologis, ASI memang tidak ada duanya. Baik dari segi kandungan nutrisi maupun ikatan emosional yang terbentuk, ASI adalah pemberian terbaik seorang ibu kepada anaknya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.