Jumat, 22 Agustus 2025

Balita Tewas karena Cacingan Akut

Sorotan Pakar Pada Kasus Anak Cacingan Akut hingga Meninggal di Sukabumi : Deteksi Dini Lemah

Kasus seorang anak bernama Raya di Sukabumi yang menderita cacingan parah hingga meninggal dunia viral di media sosial dan jadi sorotan publik. 

|
Kolase Instagram Rumah Teduh/Akbar Permana
KISAH PILU RAYA - Kasus balita Raya(3) menyita perhatian publik beberapa waktu belakangan ini. Kesedihan mendalam dirasakan masyarakat saat melihat cuplikan video Raya yang sedang terkapar dirawat di rumah sakit lantaran tubuhnya dipenuhi cacing. Raya menghembuskan napas terakhir pada Juli 2025 lalu. Dalam video yang diunggah di akun Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin, disebutkan bahwa Raya meninggal dunia dengan tubuh penuh cacing. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus seorang anak bernama Raya di Sukabumi yang menderita cacingan parah hingga meninggal dunia viral di media sosial dan jadi sorotan publik. 

Baca juga: Beda Respons soal Kasus Raya Cacingan, Dedi Mulyadi Minta Maaf, Bupati Sukabumi: Pola Asuh Salah

Bukan hanya menyangkut persoalan medis, kasus ini juga membuka tabir adanya kelemahan sistem kesehatan masyarakat di Indonesia.

Epidemiolog sekaligus pakar kesehatan masyarakat, Dicky Budiman, menegaskan bahwa peristiwa ini bukan sekadar masalah klinis, melainkan juga masalah sosial dan tata kelola layanan dasar.

“Kasus raya di Sukabumi ini adalah cermin persoalan ganda sebetulnya. Klinis nya ya, jadi beban cacingan berat. Dan juga sosial ya, orang tua dengan gangguan jiwa. Dan tata kelola layanan dasar atau gap dalam deteksi kasus. Dan juga rujukan yang menjadi isu dan masalah,” ujar Dicky pada Tribunnews, Rabu (20/8/2025). 


Bahaya Klinis Cacingan Berat

Menurut Dicky, cacingan yang diderita Raya kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi soil transmitted helminth, yaitu cacing yang menular lewat tanah akibat buruknya kebersihan lingkungan. 

Jenis cacing yang kerap menyerang antara lain Ascaris lumbricoides, Trichuris, atau hookworm.

Jika tidak ditangani, beban cacingan berat bisa berujung pada kondisi serius.

CEGAH CACINGAN - Ilustrasi anak cacingan. Seorang bocah di Sukabumi, Raya meninggal akibat infeksi berat yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Berikut ini gejala anak cacingan dan cara mencegah dan mengobatinya.
CEGAH CACINGAN - Ilustrasi anak cacingan. Seorang bocah di Sukabumi, Raya meninggal akibat infeksi berat yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Berikut ini gejala anak cacingan dan cara mencegah dan mengobatinya. (gemini ai)

Gizi buruk, anemia, diare, muntah, hingga sumbatan usus yang berpotensi menyebabkan kegawatdaruratan medis.

Tanda bahaya yang harus diwaspadai orang tua antara lain muntah berulang berwarna hijau, nyeri perut hebat, kembung, demam tinggi, tubuh pucat dan lemas, hingga tidak bisa buang air besar maupun kentut. 

Kondisi ini menandakan anak harus segera dirujuk ke rumah sakit.


Program Kesehatan yang Luput Anak

Meski program pemberantasan cacingan sudah berjalan melalui sekolah dan posyandu, nyatanya masih ada anak-anak yang terlewat. 

Dicky menyebut hal ini sebagai blind spot program.

“Program cacingan berbasis sekolah atau posyandu itu sering melewatkan anak di luar sekolah. Anak-anak ini kan nggak semuanya sekolah atau sering sakit-sakitan di rumah. Nah, apalagi dengan kondisi seperti ini. Ini yang artinya ada kelemahan deteksi,” jelasnya.

Selain itu, keluarga dengan orang tua yang mengalami gangguan jiwa atau hidup dalam kondisi kemiskinan ekstrem sering tidak terdata dengan baik dalam sistem layanan kesehatan. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan