Senin, 25 Agustus 2025

Debu dan Radiasi Ponsel Bisa Picu Gangguan Pada Mata

Mata yang terlalu lama terpapar radiasi sinar pada layar smartphone bisa memicu gangguan pada mata.

|
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Wahyu Aji
Handout/IST
EDUKASI KESEHATAN MATA - Kegiatan edukasi kesehatan mata yang diikuti driver ojek online di Jakarta, Sabtu, 23 Agustus 2025. Kegiatan ini diselenggarakan perusahaan farmasi PT Samie Sahari. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mata yang terlalu lama terpapar radiasi sinar pada layar smartphone bisa memicu gangguan pada mata.

Profesi tertentu seperti driver ojek online adalah salah satu yang berisiko terkena gangguan mata.

Selain radiasi layar smartphone, profesi seperti driver ojsk online juga rentang mengalami gangguan kesehatan mata karena paparan partikel debu saat mereka narik di jalan setiap harinya.

"Mata yang terlalu lama menatap ke layar bisa memicu gangguan pada mata, mata jadi merah. Paparan sinar UV juga bisa picu gangguan pada mata. Mata yang kena debu juga memicu gangguan pada mata," ungkap Mohamad Dandy, apoteker perusahaan farmasi PT Samie Sahari pada acara edukasi kesehatan mata oleh Lotte Eye bersama sejumlah driver ojek online di kawasan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).

Dandy mengatakan, jika merujuk pada informasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), hampir semua gangguan pada mata bisa diatasi dengan perawatan rutin.

"WHO menyatakan, 80 persen gangguan pada mata bisa diatasi dengan perawatan. Antara lain dengan selalu nakan makanan sehat dan bergizi untuk memberi asupan pada mata. Mengkonsumsi sayuran sumber vitamin A bisa membantu merawat kesehatan mata," bebernya.

Sayuran sumber vitamin A diantaranya, wortel, ubi, pepaya, bayam, kangkung dan brokoli.

Selain itu juga disarankan rutin menggunakan obat tetes mata. "Pemakaian tetes mata untuk driver ojol setiap hari nggak ada maaalah asal 3 sampai 4 tetes saja setiap penggunaan. Ujung tetes mata hindari terkena kontak langsung dengan kulit atau permukaan mata agar tetes mata tetap steril," ungkapnya.

Dia menambahkan, untuk penggunaan tetes mata agar efektif, sebelumnya mencuci muka terlebih dulu baru teteskan.

"Penyimpanan tetes mata yang telah dibuka kemasannya bisa pada suhu kamar di bawah 30 derajat, atau ditaruh di lemari es dan jangan di bawah paparan sinar matahari. Penggunaan tetes mata maksimal 1 bulan setelah kemasan dibuka," sebut Dandy.

Tak Boleh Digunakan oleh Penderita Glaukoma

Dandy menambahkan, tetes mata tidak boleh dipakai penderita glaukoma dan tidak boleh digunakan oleh mereka yang memiliki riwayat penyakit mata.

"Sebelum pakai sebaiknya konsultasikan ke dokter," sarannya.

Dandy menegaskan, pemakaian kaca mata hitam juga membantu kurangi paparan sinar UV setiap harinya. Selain itu, menjaga pola tidur 7-8 jam juga membantu kesehatan mata.

Tak Boleh Dipakai Anak 6 Tahun ke Bawah

Dia menegaskan, tetes mata tidak boleh dipakai pada anak-anak dan bayi. "Semua obat tetes mata tak boleh diberikan pada anak di bawah usia 6 tahun tanpa konsultasi dengan dokter. Anak masih dalam masa pertumbuhan," sebutnya.

Dia menegaskan, peraturan di bidang kesehatan memang tidak memperbolehkan tetes mata dipakai bayi di bawah usia 6 tahun. "Maka itu di indikasi kemasan obat tetes mata, larangan itu dicantumkan."

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan