KLB Campak
Campak Lebih Menular dari Covid-19, IDAI Tegaskan Imunisasi Bukan Sekadar Pilihan, Tapi Hak Anak
KLB campak di Sumenep Jawa Timur mengingatkan imunisasi adalah hak anak, hak dasar anak demi mencegah penularannya.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang mencuat di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi alarm keras bagi dunia kesehatan Indonesia.
Bukan hanya karena penyakit ini telah menyebar hingga ke 14 provinsi, tetapi juga karena campak sesungguhnya bisa dicegah dengan cara paling sederhana, imunisasi.
Baca juga: Ada Penolakan Imunisasi saat Sumenep Jawa Timur Dilanda KLB Campak, Ini Langkah Pemerintah
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi ini.
Ia menegaskan, penyakit-penyakit lama seperti campak, cacingan, hingga rabies yang kembali merebak adalah tanda ada celah besar dalam sistem pencegahan.
“Keprihatinan mendalam terhadap KLB Campak di Kabupaten Sumeneb, Madura, Jawa Timur. Update terakhir ini sudah sampai ke 14 provinsi mengalami KLB. Padahal penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang sudah lama, sudah zaman dahulu kala dikenal, dan di Indonesia belum bisa diatasi dengan baik,” ujar dr. Piprim dalam diskusi media virtual, Rabu (27/8/2025).
Imunisasi Menjadi Penentu
Campak dikenal jauh lebih menular dibanding COVID-19.
Bahkan, menurut penelitian, tingkat penularannya bisa 4 hingga 5 kali lipat lebih tinggi.
Karena itu, cakupan imunisasi harus berada di atas 95 persen agar tercapai kekebalan kelompok.

Sayangnya, penurunan cakupan imunisasi dalam beberapa tahun terakhir membuat anak-anak kembali rentan.
Banyak orang tua yang masih diliputi rasa ragu, bahkan takut, akibat informasi menyesatkan di media sosial.
Padahal, data ilmiah menunjukkan imunisasi terbukti efektif melindungi anak dari penyakit mematikan.
“Campak adalah penyakit yang sangat menular, jauh lebih menular daripada COVID. Oleh karena itu, cakupan imunisasi pada kasus-kasus penyakit yang amat menular ini harus amat tinggi cakupannya supaya ada dampak untuk herd immunity,” kata dr. Piprim.
Bukan Hanya Tugas Dokter
IDAI menilai, edukasi dan advokasi harus melibatkan semua pihak.
Pemerintah perlu memastikan ketersediaan vaksin hingga pelosok.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.