Kamis, 28 Agustus 2025

KLB Campak

Campak Lebih Menular dari Covid-19, IDAI Tegaskan Imunisasi Bukan Sekadar Pilihan, Tapi Hak Anak

KLB campak di Sumenep Jawa Timur mengingatkan imunisasi adalah hak anak, hak dasar anak demi mencegah penularannya.

SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
Petugas medis memberikan Vaksinasi Kampanye imunisasi MR yang merupakan campak dan rubella (MR) pada siswa di SMPN 20 Kota Malang, Selasa (1/8/2017). Imunisasi MR merupakan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun sebagai komitmen global untuk membasmi virus campak rubella yang bisa memicu kecacatan dan kematian pada anak. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang mencuat di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi alarm keras bagi dunia kesehatan Indonesia. 


Bukan hanya karena penyakit ini telah menyebar hingga ke 14 provinsi, tetapi juga karena campak sesungguhnya bisa dicegah dengan cara paling sederhana, imunisasi.

Baca juga: Ada Penolakan Imunisasi saat Sumenep Jawa Timur Dilanda KLB Campak, Ini Langkah Pemerintah


Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi ini.


Ia menegaskan, penyakit-penyakit lama seperti campak, cacingan, hingga rabies yang kembali merebak adalah tanda ada celah besar dalam sistem pencegahan.


“Keprihatinan mendalam terhadap KLB Campak di Kabupaten Sumeneb, Madura, Jawa Timur. Update terakhir ini sudah sampai ke 14 provinsi mengalami KLB. Padahal penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang sudah lama, sudah zaman dahulu kala dikenal, dan di Indonesia belum bisa diatasi dengan baik,” ujar dr. Piprim dalam diskusi media virtual, Rabu (27/8/2025). 

 

Imunisasi Menjadi Penentu


Campak dikenal jauh lebih menular dibanding COVID-19. 


Bahkan, menurut penelitian, tingkat penularannya bisa 4 hingga 5 kali lipat lebih tinggi. 


Karena itu, cakupan imunisasi harus berada di atas 95 persen agar tercapai kekebalan kelompok.

IMUNISASI - Orangtua murid SD Negeri Sukatani 2, mengantar anaknya yang sedang menerima pelayanan imunisasi Campak dan Rubella dari Petugas Medis dari BLUD Puskesmas Rajeg, Kabupaten Tangerang, Rabu (9/8/2017). Pelaksanaan imunisasi secara nasional ini bertujuan untuk membebaskan anak Indonesia dari penyakit campak dan rubella. (Warta Kota/Nur Ichsan)
IMUNISASI - Orangtua murid SD Negeri Sukatani 2, mengantar anaknya yang sedang menerima pelayanan imunisasi Campak dan Rubella dari Petugas Medis dari BLUD Puskesmas Rajeg, Kabupaten Tangerang, Rabu (9/8/2017). Pelaksanaan imunisasi secara nasional ini bertujuan untuk membebaskan anak Indonesia dari penyakit campak dan rubella. (Warta Kota/Nur Ichsan) (wartakota/Nur Ichsan (SAN))


Sayangnya, penurunan cakupan imunisasi dalam beberapa tahun terakhir membuat anak-anak kembali rentan. 


Banyak orang tua yang masih diliputi rasa ragu, bahkan takut, akibat informasi menyesatkan di media sosial. 


Padahal, data ilmiah menunjukkan imunisasi terbukti efektif melindungi anak dari penyakit mematikan.


“Campak adalah penyakit yang sangat menular, jauh lebih menular daripada COVID. Oleh karena itu, cakupan imunisasi pada kasus-kasus penyakit yang amat menular ini harus amat tinggi cakupannya supaya ada dampak untuk herd immunity,” kata dr. Piprim.


Bukan Hanya Tugas Dokter


IDAI menilai, edukasi dan advokasi harus melibatkan semua pihak. 


Pemerintah perlu memastikan ketersediaan vaksin hingga pelosok. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan