Rabu, 24 September 2025

Anak Sering Sakit Tenggorokan? Hati-hati Bisa Berujung Penyakit Jantung Reumatik

P{enyakit jantung reumatik ternyata masih menjadi masalah serius, terutama pada anak-anak di Indonesia. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Freepik
Ilustrasi anak sakit 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah kemajuan teknologi kesehatan, penyakit jantung reumatik ternyata masih menjadi masalah serius, terutama pada anak-anak di Indonesia. 

Penyakit jantung reumatik merupakan kerusakan permanen pada katup jantung yang terjadi setelah demam rematik tidak diobati, atau kurang diobati

Nyatanya, penyakit ini bisa berawal dari infeksi tenggorokan sederhana yang sering kali dianggap sepele. 

Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi tersebut bisa berkembang menjadi radang kronis yang merusak katup jantung.

Baca juga: Jaga Kesehatan Telinga, Hidung dan Tenggorokan , Ini Cara Sederhana yang Bisa Dilakukan Sendiri

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari RSJPD Harapan Kita, dr. Damba Dwisepto Awliya Sakti, menegaskan bahwa penyakit jantung reumatik adalah salah satu penyebab utama kelainan katup jantung yang didapat pada anak-anak.

“Jangan remehkan radang tenggorokan. Kalau berulang-ulang, bisa menimbulkan peradangan jantung yang akhirnya merusak katup,” jelas dr. Damba pada talkshow kesehatan virtual, Jumat (12/9/2025). 

Dari Infeksi Tenggorokan ke Jantung

Infeksi tenggorokan akibat bakteri streptokokus sering kali dialami anak-anak usia sekolah. 

Gejalanya mirip flu biasa yaitu demam, sakit tenggorokan, dan lemas. 

Banyak orang tua hanya memberikan obat pereda panas tanpa memastikan penyebab sebenarnya.

Jika infeksi ini berulang dan tidak ditangani tuntas dengan antibiotik yang sesuai, tubuh akan merespons dengan reaksi autoimun. 

Sistem kekebalan yang seharusnya melawan bakteri justru menyerang jaringan tubuh sendiri, termasuk jantung

Akibatnya, katup jantung mengalami peradangan yang lama-kelamaan bisa mengeras, menyempit, atau bahkan bocor.

“Penyakit jantung reumatik itu tidak terjadi mendadak, tapi akibat proses panjang dari infeksi yang berulang,” tambah dr. Damba.

Angka Kejadian Masih Tinggi

Di Indonesia, penyakit jantung reumatik diperkirakan menyerang 3–8 anak dari setiap 1.000 populasi. 

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara maju yang berhasil menekan kasus hingga sangat rendah berkat akses kesehatan yang lebih baik.

Faktor lingkungan berperan besar dalam tingginya angka ini. 

Daerah padat penduduk dengan sanitasi kurang memadai menjadi tempat ideal bagi bakteri penyebab infeksi berkembang. 

Anak-anak di wilayah tersebut lebih rentan terpapar, terutama jika daya tahan tubuh lemah dan kebersihan tidak terjaga.

Selain itu, keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat memperparah masalah. 


Banyak kasus infeksi tenggorokan dibiarkan begitu saja tanpa penanganan medis yang sesuai.

Gejala yang Sering Diabaikan

Penyakit jantung reumatik biasanya tidak langsung menimbulkan gejala khas pada tahap awal. 

Anak mungkin hanya terlihat mudah lelah, sesak napas, atau sering sakit tenggorokan. Namun, seiring waktu, gejala semakin jelas, misalnya:

  • Nyeri sendi berulang
  • Demam tinggi setelah sakit tenggorokan
  • Sesak napas saat beraktivitas ringan
  • Detak jantung tidak teratur
  • Pembengkakan pada kaki atau kelopak mata

Sayangnya, gejala-gejala ini sering disalahartikan sebagai penyakit biasa. Akibatnya, diagnosis terlambat ditegakkan, dan kerusakan katup sudah terlanjur parah.

Kerusakan katup jantung akibat penyakit jantung reumatik bersifat permanen. 

Katup yang sudah mengeras atau menyempit tidak bisa kembali normal hanya dengan obat. 

Pada kondisi tertentu, pasien membutuhkan tindakan medis seperti operasi penggantian atau perbaikan katup.

Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan gagal jantung, stroke, hingga kematian. 

Beban psikologis juga tidak kalah berat, karena anak yang terkena penyakit ini sering kali harus membatasi aktivitas, bahkan di usia sekolah.

Pencegahan Jadi Kunci

Meski terdengar menakutkan, penyakit jantung reumatik sebenarnya dapat dicegah dengan langkah sederhana. 

Kuncinya ada pada penanganan infeksi tenggorokan secara tepat.

“Kalau anak sakit tenggorokan berulang, jangan dianggap enteng. Segera bawa ke dokter untuk diperiksa dan diberikan terapi yang sesuai,” kata dr. Damba menekankan.

Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:

1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Biasakan anak mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum makan dan setelah bermain.

2. Pantau kesehatan anak secara rutin. Jika ada gejala sakit tenggorokan yang berulang, segera lakukan pemeriksaan medis.

3. Gunakan antibiotik sesuai resep dokter. Jangan sembarangan memberikan obat tanpa anjuran medis, apalagi menghentikan antibiotik sebelum waktunya.

4. Perhatikan asupan gizi anak. Nutrisi seimbang membantu meningkatkan daya tahan tubuh.

5. Hindari paparan berulang. Anak yang sudah pernah mengalami infeksi harus lebih dijaga agar tidak kembali terpapar.

Selain keluarga, sekolah juga berperan penting dalam pencegahan. 

Lingkungan belajar yang sehat, ventilasi udara yang baik, dan kebiasaan menjaga kebersihan bisa mengurangi penyebaran infeksi. 

Guru juga diharapkan peka terhadap kondisi siswa yang tampak sering sakit tenggorokan atau mudah lelah.

Masyarakat luas pun perlu meningkatkan kesadaran tentang bahaya penyakit ini. 

Edukasi melalui posyandu, puskesmas, hingga kampanye kesehatan di media sosial bisa menjadi langkah strategis untuk menekan kasus penyakit jantung reumatik.

Dengan deteksi dini dan pencegahan yang konsisten, angka kejadian penyakit jantung reumatik pada anak bisa ditekan. 

Negara-negara maju membuktikan bahwa akses kesehatan yang baik dan kepatuhan pada pengobatan mampu menurunkan kasus secara signifikan.

Indonesia pun memiliki peluang yang sama, asalkan orang tua, tenaga medis, sekolah, dan masyarakat bergerak bersama. 

Langkah kecil seperti memeriksakan anak saat sakit tenggorokan ternyata bisa mencegah komplikasi besar di masa depan.

(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan