Senin, 22 September 2025

Tren Robot Medis di Indonesia, Dari Bedah Otak dan Operasi Sendi, Dokter Akan Digantikan Teknologi?

Indonesia tengah mengalami lonjakan inovasi di bidang teknologi medis. Apakah ini tanda dokter akan digantikan robot?

FLAVIO LO SCALZO/REUTERS
ROBOT MEDIS - Arsip foto 2020. Sebuah robot membantu tim medis merawat pasien virus corona di Rumah Sakit Circolo, Varese, Italia. Foto diambil pada 1 April 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia tengah mengalami lonjakan inovasi di bidang teknologi medis. Apakah ini tanda dokter akan digantikan robot?

Dalam beberapa waktu terakhir keberadaan robot diperbincangkan dalam dunia medis Indonesia.

Baca juga: Israel Lepas Robot Peledak di Gaza, Bom Raksasa yang Bisa Ubah Kota Jadi Kuburan Hidup

Berbagai rumah sakit di Indonesia diketahui sedang berinovasi dalam menghadirkan robot medis untuk berbagai bidang operasi.

Salah satu adalah kehadiran robot bedah otak pertama, Brainlab Cirq Robotic Suite, yang kini beroperasi di Siloam Hospitals Lippo Village. 

Robot ini bukan satu-satunya—ia adalah bagian dari gelombang besar tren robotik yang mulai mengubah wajah dunia medis Tanah Air.

Sebelumnya ada robot Da Vinci Xi yang telah lebih dulu digunakan untuk operasi minimal invasif. 

Lengan robotik yang dikendalikan dari konsol, dokter bisa melakukan tindakan dengan sayatan kecil, visualisasi lebih tajam, dan risiko komplikasi yang rendah.

Baca juga: Raffi Ahmad Ungkap Penyakit Mama Amy, Bermula Sering Pingsan Ternyata Penggumpalan Darah di Otak

Kemudian ada robot lutut, merupakan solusi akurat untuk sendi yang bermasalah.

Teknologi ini membantu dokter menempatkan implan dengan akurasi tinggi, mengurangi nyeri, dan mempercepat pemulihan pasien.

Kemudian Brainlab Cirq hadir sebagai radar operasi otak yang menyatu dengan dokter.

Teknologi ini memungkinkan dokter melakukan rekonfirmasi selama operasi, menghindari komplikasi, dan meningkatkan keamanan pasien.

Robot Teknologi Medis Bakal Gantikan Dokter?  

Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyebutkan bahwa teknologi medis bukan sekadar alat bantu, tapi bagian dari strategi membangun sistem kesehatan yang efisien dan berkelanjutan.

“Teknologi menyelamatkan anggaran negara. Kita harus membangun sistem yang cerdas,” tegasnya.

Lantas, benarkah kehadiran robot medis tersebut bisa sebagai pengganti peran dokter?

Prof. Dr. dr. Julius July, Sp.BS, K, M.Kes, IFAANS, menegaskan bahwa robot bedah otak bukan pengganti dokter, melainkan alat bantu yang menyatu dengan keterampilan manusia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan