Skrining Prostat: Langkah Sederhana Menjaga Kesehatan dan Harapan Hidup Pria
Gejala awal biasanya dari perubahan pola buang air kecil, seperti aliran yang melemah, terputus-putus, atau meningkatnya frekuensi buang air kecil
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menjadi pria sehat tidak hanya berarti memiliki tubuh yang kuat atau tampak bugar dari luar.
Pria sehat adalah mereka yang mampu menjaga keseimbangan hidup: tetap aktif bekerja, berenergi untuk berolahraga, dan hadir penuh untuk keluarga tercinta.
Kesehatan yang baik membuka peluang untuk menikmati hidup lebih lama, menekuni hobi dengan semangat, hingga meraih mimpi tanpa hambatan. Namun, semua itu sulit terwujud jika pria mengabaikan kesehatannya.
Baca juga: Marcelino Lefrandt Ajak Pria Peduli Kesehatan Prostat: Jangan Anggap Tabu
Salah satu risiko serius yang patut diwaspadai adalah prostat, penyakit yang kerap berkembang tanpa gejala pada tahap awal. Banyak pria baru menyadari kondisinya ketika sudah berada di stadium lanjut.
Padahal, prostat yang sehat berperan besar dalam menjaga kualitas hidup, stamina, dan kebahagiaan bersama keluarga.
Bayangkan betapa berharganya bisa terus mendampingi pasangan, melihat anak-anak tumbuh, dan menikmati masa tua dengan penuh semangat tanpa gangguan kesehatan yang sebenarnya bisa dicegah.
Deteksi dini melalui skrining prostat terbukti sangat krusial. Data American Cancer Society (ACS) menyebut, satu dari delapan pria akan didiagnosis kanker prostat sepanjang hidupnya.
Kabar baiknya, peluang kesembuhan jauh lebih tinggi jika kanker prostat terdeteksi sejak awal. National Institutes of Health (NIH) mencatat, tingkat kelangsungan hidup lima tahun mencapai 97 persen pada pasien yang terdiagnosis dini.
Bahkan, studi di University of Florida melaporkan 99 persen pasien dengan risiko rendah hingga menengah terbebas dari kanker setelah lima tahun menjalani terapi.
Sayangnya, kanker prostat sering tumbuh lambat dan tanpa gejala pada tahap awal.
Menurut dr. Egi Manuputty, Sp.U, Dokter Spesialis Urologi Primaya Hospital PGI Cikini, gangguan prostat masih menjadi salah satu isu kesehatan paling umum pada pria, terutama mereka yang berusia 50 tahun ke atas.
Namun, kesadaran melakukan pemeriksaan rutin masih tergolong rendah. Gejala awal biasanya terlihat dari perubahan pola buang air kecil, seperti aliran yang melemah, terputus-putus, atau meningkatnya frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari.
Baca juga: Apa Itu Kanker Prostat Agresif? Penyakit Serius yang Kini Diderita Joe Biden
Jika gejala sudah berkembang menjadi kesulitan buang air kecil, adanya darah dalam urine, atau nyeri panggul, maka kondisi umumnya sudah cukup serius. Karena itu, skrining rutin menjadi kunci agar penyakit dapat terdeteksi sebelum menimbulkan gejala.
Skrining prostat umumnya melibatkan dua pemeriksaan utama yakni tes darah Prostate Specific Antigen (PSA): mengukur kadar antigen spesifik prostat dalam darah dan pemeriksaan colok dubur (Digital Rectal Exam/DRE): mendeteksi adanya kelainan fisik pada prostat.
American Cancer Society merekomendasikan pria berdiskusi dengan dokter mengenai skrining pada usia berikut: 50 tahun untuk pria dengan risiko rata-rata; 45 tahun untuk pria dengan risiko lebih tinggi, misalnya pria Afrika Amerika atau yang memiliki kerabat tingkat pertama dengan kanker prostat sebelum usia 65 tahun.
Kemudian 40 tahun untuk pria dengan risiko sangat tinggi, yaitu lebih dari satu kerabat tingkat pertama yang didiagnosis kanker prostat di usia muda.
Melalui skrining prostat, pria dapat mendeteksi risiko sejak awal, menyusun langkah pencegahan efektif, menjaga kesehatan agar tetap produktif, serta memberikan ketenangan bagi diri sendiri dan keluarga tercinta.
Pasien Kanker Prostat Stadium Lanjut Dianjurkan Jalani Terapi Radioaktif |
![]() |
---|
Solusi Minimal Invasif Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Mengganggu Fungsi Seksual |
![]() |
---|
Lakukan Check-up dan Skrining di Prodia, Kenali Risiko Kanker Lebih Awal |
![]() |
---|
Jenazah Hasjim Djalal Akan Dimakamkan di TMP Kalibata Besok |
![]() |
---|
Kanker Prostat Bisa Muncul Tanpa Gejala, Waspadai Tanda-tanda Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.